Teori Warna: Pengertian, Manfaat, dan Penjelasan Color Wheel

Mengetahui tentang teori warna dan desain dapat membantu menciptakan konten yang menarik. Mempelajari teori warna akan membantu meningkatkan kreatiftas kita saat sedang mendesain sesuatu.

Dapatkan notifikasi ke email kamu setiap kali ada tulisan baru. GRATIS.

Subscription Form

Teori warna itu mencakup persepsi manusia, asosiasi budaya dan psikologi warna. Konsep dasar ini harus diketahui setiap desainer untuk diimplementasikan dalam praktek kerja.

Selain istilah dasar yang biasa digunakan dalam warna, perlu juga mengetahui aturan dan pedoman tentang kombinasi warna dan bagaimana warna dapat digunakan.

Konten yang terdiri dari teks sangat penting dalam memberikan informasi, tetapi dapat ditingkatkan dengan visual seperti infografis, bagan, grafik, GIF animasi, dan gambar lain yang dapat dibagikan.

Apa itu teori warna?

Teori warna adalah studi tentang bagaimana warna dihasilkan, diinterpretasikan, dan digunakan dalam konteks seni, desain, ilmu pengetahuan, dan berbagai bidang lainnya.

Melibatkan pemahaman tentang bagaimana cahaya dan pigmen berinteraksi untuk menghasilkan spektrum warna yang terlihat oleh mata manusia, serta aspek psikologis, emosional, dan estetika yang terkait dengan warna.

Warna diakui secara luas sebagai salah satu elemen paling penting dalam desain. Warna dapat mengubah makna teks, dan memengaruhi cara pengguna berinteraksi dengan tata letak.

Selain berguna untuk mengenali objek, warna juga bisa menimbulkan efek emosi yang beragam bagi yang melihatnya.

Warna digunakan tidak saja bertujuan untuk mempercantik desain, tetapi juga memberikan arti serta makna dari sebuah desain. 

Warna bisa mewakili harapan pada desain serta menyampaikan pesan tertentu kepada audiens. Berdasarkan temperatur, warna bisa dikategorikan menjadi warm color (hangat) dan juga cold color (dingin). 

Disebut warm color jika warna itu mengandung banyak unsur merah, dan orange, sedangkan cold color mengandung banyak unsur biru, hijau, dan ungu.

Dengan memahami dasar-dasar teori warna, para desainer dapat dengan sengaja menciptakan visual yang mudah diingat.

Ada beberapa alat atau shoftware yang tersedia untuk membantu orang-orang yang tidak memiliki ilmu desain untuk menciptakan visual yang menarik.

Namun demikian, sangat penting bagi mereka yang melakukan tugas desain grafis untuk memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain.

Memilih kombinasi warna yang sesuai mungkin terlihat mudah, tetapi ketika menggunakan roda warna, akan lebih menguntungkan untuk memiliki pemahaman lebih tentang warna yang akan dipilih. 

Sebenarnya, banyak perusahaan memanfaatkan psikologi warna untuk memahami bagaimana warna mempengaruhi pengambilan keputusan dan emosi audiens.

Memahami cara warna dapat memengaruhi suasana hati dan emosi, dan bagaimana warna dapat mengubah tampilan dan nuansa situs web sangat penting bagi setiap individu atau bisnis untuk tampil beda dengan cara yang positif.

Pemilihan warna yang tepat sangat mampu mengoptimalkan pengalaman pengguna di situs web. Warna-warna tersebut dapat menarik perhatian ke area tertentu, membuat navigasi menjadi lebih mudah, dan memberikan perasaan akrab kepada pengunjung.

Hal ini pada gilirannya membantu meningkatkan konversi penjualan, serta efektivitas ajakan untuk melakukan sesuatu.

Sejarah singkat warna

Warna telah berperan penting dalam seni dan budaya. Ilmu tentang teori warna sendiri dimulai sejak abad ke-17, saat itu Isaac Newton membuat roda warna (color wheel) pertama.

Saat itu warna dianggap hasil dari campuran terang dan gelap. Newton tidak percaya hal itu, maka dia meneliti sifat-siat cahaya yang dikenal dengan prism experiment (ksperimen prisma).

Newton menemukan bahwa spektrum cahaya memiliki banyak warna. Kemudian dia memetakan warna-warna itu dan lahirlah yang saat ini kita sebut roda warna (color wheel).

Dalam eksperimennya, Newton juga menemukan bahwa ada 3 warna primer (merah – biru – kuning) yang saat dicampurkan bisa membuat banyak warna sekunder.

Manfaat menggunakan teori warna

Warna dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, membangkitkan emosi, dan membangkitkan minat. Selain itu, teori warna juga memainkan peran penting untuk branding, pemasaran, dan bahkan aktivitas penjualan.

Salah satu manfaat dalam menggunakan kombinasi warna yang baik dalam web desain yaitu mempermudah pengguna untuk memahami isi dari sebuah website.

Warna mampu meningkatkan pengalaman pengguna, seperti membantu pengguna menemukan informasi yang mereka cari, dan menyadari adanya CTA (Call To Action).

Bagaimanapun ada banyak manfaat saat memahami warna. Warna memegang peranan penting dalam branding. Studi menemukan bahwa warna sangat mempengaruhi orang saat ingin membeli sesuatu.

Skema warna yang baik juga menentukan keberhasilan sebuah kampanye. Berdasarkan penelitian di University of Loyola, Maryland, warna bisa meningkatkan brand awareness hingga 80%.

Warna sangat penting baik untuk digunakan offline atau online. Warna membantu pengguna saat melakukan kegiatan serta memberi pengalaman yang lebih baik.

Teori warna: dasar

Untuk memahami semua aspek teori warna lainnya, orang harus mengingat kembali konsep warna primer, sekunder, dan tersier.

Warna primer

Warna primer adalah sekumpulan warna yang tidak dapat diciptakan dengan memadukan dua atau lebih warna yang berbeda.

Konsep ini dianalogikan dengan bilangan prima, yang tidak dapat diperoleh dengan mengalikan dua atau lebih bilangan lain. Warna primer terdiri atas tiga warna:

  • Merah
  • Kuning
  • Biru

Warna primer adalah warna-warna dasar yang membentuk fondasi skema warna desain. Teori lama menunjuk warna merah, kuning, biru sebagai warna primer. Namun penelitian belakangan ini menyebut warna magenta, cyan, dan kuning adalah warna primer yang lebih akurat.

Warna-warna ini, baik digunakan secara terpisah maupun bersama-sama, dapat bertindak sebagai panduan untuk eksperimen merek dengan warna, nada, dan corak lain.

Penting untuk diingat bahwa warna primer bukanlah satu-satunya warna yang dapat digunakan untuk desain dan lukisan.

Sebagai contoh, oranye, yang tidak dianggap sebagai warna primer, dapat digunakan sebagai warna dominan untuk sebuah merek, seperti yang ditunjukkan oleh Shopee.

Warna sekunder

Warna sekunder dibentuk dengan memadukan dua dari tiga warna primer. Dapat dilihat gambar diatas bahwa masing-masing warna sekunder terdiri atas dua dari tiga warna primer.

Perlu dicatat bahwa tiga warna sekunder adalah oranye, ungu dan hijau. Warna-warna ini bisa dihasilkan dengan memadukan dua warna primer.

Secara umum, aturan untuk menciptakan warna sekunder adalah sebagai berikut:

  • Merah + kuning = oranye
  • Biru + merah = ungu
  • Kuning + biru = hijau

Penting untuk diingat, bahwa kombinasi warna primer yang disebutkan sebelumnya, hanya akan efektif jika menggunakan bentuk yang paling murni dari masing-masing warna tanpa ada campuran shade san tint.

Bentuk yang paling murni dari warna ini disebut sebagai hue atau rona warna.

Warna tersier

Untuk membuat warna tersier, seseorang harus mencampurkan warna primer dengan warna sekunder. Memahami elemen-elemen warna lainnya bisa jadi agak rumit, tetapi ini adalah keterampilan yang diperlukan untuk setiap desainer.

tidak selalu dapat dicapai melalui pencampuran warna primer dengan warna sekunder.

Contohnya, warna merah dan hijau tidak dapat dicampur bersama untuk menciptakan warna tersier, demikian juga warna biru dan jingga.

Campuran yang dihasilkan biasanya akan menghasilkan warna kecoklatan, kecuali jika memang itu yang diinginkan.

Mencampurkan warna primer dengan warna sekunder yang berdekatan pada roda warna, akan menciptakan enam warna tersier.

  • Merah + ungu = magenta
  • Merah + oranye = vermillion
  • Biru + ungu = violet
  • Biru + hijau = teal
  • Kuning + oranye = amber
  • Kuning + hijau = chartreuse

Para desainer menggunakan roda warna untuk mengidentifikasi warna yang paling sesuai dan saling melengkapi yang menciptakan efek visual yang diinginkan saat dipadukan.

Memahami sifat dan istilah dasar tentang warna akan membantu dalam membuat keputusan desain yang efektif.

Suhu dalam warna

Warna bisa memberi kesan “hangat” dan “dingin”.

Warna yang dekat dengan merah dan kuning akan terasa hangat. Memberi kesan gairah, kebahagiaan, dan panas, tetapi juga tampak agresif dan berbahaya.

Itu sebabnya warm color sering digunakan untuk pesan peringatan.

Disisi lain warna yang dekat dengan biru dan ungu terkesan dingin. Menunjukkan iklim dingin, air jernih, atau langit dan sering dikaitkan dengan formalitas dan kesedihan.

Cold color dianggap lebih menenangkan dan santai daripada warna-warna hangat.

Menggunakan warna netral seperti putih, hitam, dan abu-abu akan membantu mencapai skema harmonis. Menyeimbangkan skema warna dan menambahkan kontras pada desain.

Kontras

Kontras merupakan aspek penting dalam visual desain. Terutama untuk readability. Jika kontras terlalu rendah akan sulit dibaca, sebaliknya jika terlalu tinggi akan membuat mata cepat lelah.

Color wheel atau roda warna

color wheel

Color wheel adalah diagram berbentuk lingkaran dan berisi warna-warna yang tertangkap mata. Color wheel digunakan sebagai paduan untuk menjelaskan tentang hubungan antar warna.

Color wheel adalah alat yang ampuh saat digunakan untuk menentukan skema warna yang akan dipilih. Standarnya color wheel terdiri dari 12 warna.

Baca Juga:  Desain Website Minimalis: Solusi untuk Pengalaman Pengguna Optimal

Selain itu roda warna sangat membantu untuk memahami hubungan antara warna primer, sekunder, dan tersier, serta properti warna seperti hue, tint, shade, dan tone.

Color wheel ditampilkan dalam grafik melingkar yang memungkinkan pengguna dengan mudah memilih skema warna dengan melihat secara visual bagaimana setiap warna berinteraksi dengan warna di sebelahnya dalam spektrum warna pelangi.

Spektrum ini mencakup warna merah, oranye, kuning, hijau, hijau, biru, nila, dan ungu secara berurutan.

Saat memilih skema warna, roda warna menawarkan kesempatan kepada pengguna untuk menciptakan warna yang lebih cerah, lebih terang, lebih lembut, dan lebih gelap dengan memadukan warna asli dengan warna putih, hitam, dan abu-abu.

Perpaduan warna ini menghasilkan variasi hue, shade, tint, tone yang biasa disebut sebagai properti warna.

properti warna

Hue atau rona warna

Secara umum kata “rona” dan “warna” adalah istilah yang memiliki kesamaan makna. Semua warna primer dan sekunder dianggap sebagai rona warna atau hue.

Hue atau rona warna merupakan titik acuan warna seperti merah, kuning, hijau.

Sangat penting untuk mengingat hue dari warna primer saat ingin menciptakan warna sekunder, terutama bagi seorang pelukis.

Jika tidak menyertakan warna dari dua warna primer, maka tidak mungkin menghasilkan rona warna sekunder yang diinginkan.

Shade

Shade adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke variasi terang dan gelap dari sebuah hue. Secara teknis, shade dihasilkan apabila warna hitam dimasukkan kedalam hue. Variasi ‘shade’ akan berbeda-beda ditentukan oleh jumlah warna hitam yang telah ditambahkan.

Tint

Kebalikan dari shade, tint dihasilkan apabila warna putih dimasukkan kedalam hue. Variasi tint yang dihasilkan akan berbeda tergantung jumlah warna putih yang ditambahkan.

Pada umumnya orang salah paham dengan istilah shade dan tint. Singkatnya shade adalah bayangan hitam sedangkan tint adalah bayangan putih.

Menggabungkan tints dan shades akan menghasilkan skema warna monochromatic.

Tone atau saturation

Menambahkan warna putih dan hitam pada suatu warna akan menciptakan tone.

Saturation adalah istilah untuk tingkat kepekatan warna. Semakin tinggi saturasi maka warna semakin hidup. Semakin rendah saturasi, maka warna menjadi pucat – abu-abu.

Tone dan saturasi pada umumnya mengacu ke konsep yang sama seperti shade dan tint.

Bedanya, saturasi lebih sering digunakan dalam konteks gambar digital, sedangkan tone lebih sering digunakan saat membahas tentang lukisan.

Sistem warna: RGB, CMYK, dan HEX

Untuk saat ini setidaknya ada 3 color system yang sering digunakan yaitu RGB (Merah, Hijau, Biru), CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black), dan HEX.

color mode: CMYK RGB

CMYK

CMYK adalah singkatan dari Cyan, Magenta, Yellow, dan Key (Black), yang juga merupakan warna yang ditunjukkan pada cardridge tinta printer.

CMYK adalah model warna subtraktif. Semakin banyak warna yang ditambahkan, semakin mendekati warna hitam, sebaliknya warna dikurangi untuk mencapai warna putih.

Apabila selembar kertas kosong dicetak, panjang gelombang cahaya putih akan terhalangi, karena kertas diisi dengan warna. Jika kertas yang sama dicetak lagi, area yang sudah dicetak dua kali akan tampak lebih mendekati warna hitam.

CMYK biasa digunakan untuk printed design. Dalam sistem CMYK terdapat skala nilai minimum (0,0,0,0) yang akan menghasilkan warna putih, sedangkan nilai maksimum (100.100.100.100) akan menjadi hitam.

Warna CMYK bersifat subtractive / pantulan. Jangkauan gamut tidak seluas RGB.

Warna CMYK dipilih untuk keperluan desain di media cetak, seperti koran, majalah, flyer, dan spanduk.

RGB (Red, Green, Blue)

Model warna RGB secara khusus didesain untuk perangkat elektronik seperti komputer, dan bukannya digunakan untuk tujuan lain.

RGB adalah singkatan dari Red, Green, and Blue dan mengikuti model warna aditif. Artinya, apabila semakin banyak warna yang ditambahkan, maka akan menghasilkan warna yang lebih mendekati warna putih.

Dalam komputasi, RGB dihasilkan dengan menggunakan skala dari 0 hingga 255. Hasilnya, warna hitam akan menjadi R=0, G=0, dan B=0, sedangkan warna putih akan menjadi R=255, G=255, dan B=255.

Warna RGB bersifat digital dan additive / cahaya langsung. Jangkauan gamut warna RGB sangat luas.

Warna RBG dipilih untuk keperluan desain media digital, seperti gambar website, sosial media post, atau banner ad.

Modul warna pada komputer biasanya menampilkan nomor RGB dan CMYK untuk menciptakan warna. Angka-angka ini bisa digunakan secara bergantian untuk mengidentifikasi warna, dan model yang lain akan menyesuaikannya.

Pemrograman web biasanya membutuhkan nilai RGB atau kode HEX untuk bekerja dengan warna. Mereka yang terlibat dalam desain gambar digital dan desain web biasanya menganggap RGB sebagai pilihan yang paling cocok ketika memilih warna.

Sistem warna HEX (heksadesimal) menggunakan enam karakter untuk menentukan setiap warna, seperti #000000 (hitam) atau #ffffff (putih).

Jenis skema warna

Sebagai desainer kita perlu menemukan color harmony yang mau kita gunakan dalam desain sebelum memulai suatu Project. 

Color harmony adalah skema warna hasil dari kombinasi dua atau lebih warna yang harmonis dan enak dipandang mata.

skema warna

Saat bekerja dengan warna desainer biasa menggunakan skema warna. jenis skema warna meliputi:

1. Monokromatik

Skema warna monokromatik diciptakan dengan memanfaatkan berbagai corak dalam rona warna tunggal untuk menghasilkan tampilan yang seragam.

Skema warna ini sering dianggap ramping dan halus, meskipun tidak ada kontras warna. Monokromatik menawarkan fleksibilitas dalam hal kemampuan untuk menyesuaikan kecerahan dan kegelapan palet warna yang dipilih dengan relatif mudah.

Palet warna monokromatik biasanya digunakan dalam desain chart dan grafik apabila tidak memerlukan kontras yang tinggi.

Menjelajahi semua berbagai nuansa warna merah memungkinkan seseorang menciptakan palet warna monokromatik, skema warna primer.

Monocgromatic adalah skema warna yang memiliki 1 hue yang hanya mengubah shade, tint, atau saturation. 

Cocok untuk desain bernuansa tenang, bersih, dan elegan.

contoh skema warna monokrom

2. Analogus

Kombinasi warna analogus dibuat dengan memilih satu warna dominan dan dua warna yang berdekatan dari roda warna. Jika ingin menggunakan lima warna, kamu bisa menyertakan dua warna tambahan yang berdekatan dengan warna terluar.

Struktur analog tidak direkomendasikan untuk desain yang memerlukan warna yang sangat kontras. Sebaliknya, struktur ini paling baik digunakan untuk menciptakan desain dengan tampilan yang lebih lembut dan kalem.

Desainer sering menggunakan skema analog ketika membuat gambar. Sebagai contoh, struktur analogus dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan skema warna yang menyerupai warna musim gugur atau musim semi.

Analogus adalah 3 warna yang paling berdekatan di color wheel, sehingga saat dikombinasikan akan menimbulkan kesan kalem dan tenang.

contoh skema warna analogus

3. Komplementer

Skema warna komplementer melibatkan penggunaan dua warna yang secara langsung berseberangan pada roda warna.

Kedua warna ini biasanya digunakan bersama-sama untuk menciptakan tampilan yang hidup. Satu warna harus mendominasi, sementara warna lainnya digunakan untuk memberi aksen.

Skema warna komplementer menawarkan tingkat kontras warna yang sangat tinggi, jadi Anda harus berhati-hati apabila menggunakannya.

Skema warna ini juga bagus untuk digunakan dalam chart dan grafik. Secara efektif kontras yang tinggi dapat menarik perhatian ke detail dan pesan yang paling penting.

Complimentary adalah 2 warna yang berseberangan di color wheel sehingga punya kontras yang tinggi.

contoh skema warna komplementer

4. Triadik

Skema warna triadik adalah jenis skema warna yang memberikan kontras yang tinggi, namun tetap menyatu dalam hal nada.

Skema ini diciptakan dengan menggunakan tiga warna yang berada pada titik-titik segitiga yang digambar di dalam roda warna.

Desainer yang menggunakan skema warna triadik harus memastikan bahwa semua warna dipilih dari titik yang berbeda pada roda warna untuk memberikan tingkat kontras yang tepat.

Salah satu cara untuk mencapai skema warna triadik yang lebih seimbang adalah dengan memilih warna dominan dan menggunakan dua warna lainnya sebagai warna pendukung.

Agar lebih harmonis kamu bisa memilih warna pendungkung dengan tint yang tinggi.

Triadik adalah 3 warna yang disebar secara merata di color wheel, sehingga membentuk segitiga sama kaki. Cocok untuk desain-desain yang youthful dan energetic.

contoh skema warna triadik

5. Square

Skema warna square memanfaatkan empat warna yang berjarak sama satu sama lain pada roda warna, membentuk persegi atau berlian. 

Skema ini menawarkan kontras yang signifikan pada desain. 

Namun, disarankan untuk memilih satu warna yang dominan daripada mencoba menyeimbangkan keempat warna secara merata.

Dengan memanfaatkan skema warna square secara efektif pada desain web mampu menambahkan daya tarik visual.

Untuk menentukan skema warna mana yang akan digunakan, seseorang harus mulai dengan memilih warna yang disukai dan kemudian mencoba berbagai kombinasi untuk melihat apakah warna tersebut mencerminkan merek atau situs web. 

Selain itu, disarankan untuk menguji skema warna square dengan latar belakang hitam dan putih untuk memastikan kesesuaian kontrasnya.

Untuk desainer pemula menggunakan skema warna komplementer dan analogus sangat disarankan. Komplementer sangat baik jika ingin memberi efek kontras tinggi, sedangkan analogus hasilnya lebih halus.

Cara memilih skema warna

  • Manfaatkan inspirasi alami.
  • Tetapkan mood untuk skema warna.
  • Pertimbangkan konteks warna.
  • Lihat roda warna.
Baca Juga:  Jenis Lisensi dalam Desain Grafis

1. Memanfaatkan inspirasi alami

Mengambil inspirasi dari alam dapat membantu jika kamu tidak yakin tentang warna mana yang harus dikombinasikan. 

Alam menyediakan berbagai kombinasi warna seperti batang hijau dan bunga berwarna-warni dari tanaman atau langit biru dan awan putih yang dapat digunakan sebagai referensi untuk desain.

2. Menetapkan mood pada skema warna

Memilih skema warna adalah keputusan penting, karena warna digunakan untuk membangkitkan suasana hati tertentu. 

Jika ingin menciptakan suasana yang bergairah dan energik, kamu bisa menggunakan warna merah atau kuning cerah. 

Untuk mendapatkan suasana yang tenang dan tenteram, warna biru dan hijau yang lebih terang adalah pilihan yang tepat.

3. Mempertimbangkan konteks warna

Penggunaan dua warna secara bersamaan akan mempengaruhi bagaimana warna-warna dipersepsikan. 

Ketika memilih warna untuk desain grafis, penting untuk memikirkan seberapa kontras warna-warna tersebut untuk menciptakan penampilan yang diinginkan.

Sebagai contoh, Apabila mendesain diagram batang dasar, penting untuk menciptakan kontras antara latar belakang dan batang. 

Hal ini akan membantu audiens untuk fokus pada diagram yang seharusnya menjadi fokus utama grafik. Tidak disarankan untuk menggunakan latar belakang gelap dengan diagram yang gelap juga.

Warna dipersepsikan secara berbeda, tergantung pada warna latar belakangnya. 

Coba lihat contoh gambar diatas, penting untuk diperhatikan, bahwa bagian tengah setiap lingkaran tetap sama dari segi ukuran, bentuk dan rona warna. Satu-satunya yang beda adalah warna latar belakang.

Lingkaran tengah tampak lebih lembut atau lebih cerah, tergantung pada warna di latar belakang yang kontras dengannya. 

Bahkan, dengan satu perubahan warna saja, orang mungkin akan melihat perbedaan dalam pergerakan atau kedalamannya.

4. Melihat roda warna

Saat menggunakan roda warna, pengguna harus mempertimbangkan skema yang dijelaskan sebelumnya dan memilih beberapa kombinasi warna yang berbeda dengan menggunakan skema seperti monokrom, komplementer, dan triadik untuk memutuskan kombinasi mana yang paling menarik secara visual.

Tujuannya bukan untuk menentukan kisaran warna yang tepat dan membuat desain yang sempurna pada percobaan pertama, tetapi untuk memahami kombinasi warna mana yang sesuai.

Ada kemungkinan bahwa skema yang tampaknya bagus secara teori mungkin tidak cocok untuk desain yang kamu buat. 

Ini adalah bagian alami dari proses. Melalui eksperimen dan belajar dari kesalahan, akhirnya kamu bisa menemukan palet warna yang harmonis sekaligus meningkatkan pengalaman pengguna.

Menggunakan palet warna

Meskipun skema warna menyediakan struktur untuk menggunakan berbagai warna, namun tetap penting untuk memilih palet warna – yaitu warna yang tepat yang akan digunakan untuk proyek sebenarnya. 

Jika sulit untuk memutuskan warna yang akan digunakan, kamu bisa menggunakan generator palet untuk membantu merangsang kreativitas. 

Untuk memaksimalkan palet warna, berikut ini adalah beberapa praktik terbaik yang bisa diikuti:

1. Bekerja dengan greyscale

Memastikan bahwa desain memiliki tingkat kontras yang tepat sangat penting untuk menciptakan desain yang sukses. 

Disarankan untuk memulai proses desain dalam warna hitam dan putih untuk menentukan kontras antar elemen. Menata semua komponen desain seperti teks, CTA, ilustrasi, foto, dan fitur desain lainnya harus dilakukan sebelum menambahkan warna apa pun. 

Memeriksa desain dalam versi skala abu-abu akan menunjukkan seberapa efektif desain tersebut ketika ditambahkan warna. 

Jika desain memiliki kontras yang rendah, maka akan sulit untuk dilihat dan dapat mengakibatkan pengalaman yang buruk, serta tidak dapat diakses oleh orang dengan gangguan penglihatan.

2. Gunakan aturan 60-30-10

Aturan 60-30-10 biasanya digunakan dalam desain rumah dan juga dapat diterapkan pada desain situs web atau aplikasi. 

Aturan ini menunjukkan bahwa warna primer atau warna utama harus terdiri dari 60% dari desain, warna sekunder harus terdiri dari 30%, dan warna aksen harus mencakup 10% sisanya. 

Mengikuti pedoman ini dapat membantu menciptakan rasa keseimbangan dan harmoni di antara warna-warna tersebut.

3. Bereksperimen dengan palet warna

Setelah memilih warna yang kamu suka, cobalah untuk bereksperimen dan mengidentifikasi warna mana yang paling cocok untuk dipadukan. 

Pertimbangkan bagaimana teks dan font akan terlihat dengan warna utama, yang biasanya digunakan sebagai background (si 60%). 

Untuk menjaga agar desain tetap terlihat kohesif, dan mencegah penggunaan warna utama secara berlebihan, disarankan untuk menggunakan salah satu warna aksen untuk tombol (button).

4. Dapatkan feedback atau lakukan A/B testing

Setelah sebuah desain selesai, pengujian secara menyeluruh sangat penting sebelum meluncurkannya ke pasar. 

Penting untuk melakukan user testing untuk menentukan bagaimana audiens akan menggunakan desain tersebut. 

Apa yang mungkin terlihat menarik dari sudut pandang desainer mungkin tidak begitu ramah bagi orang lain. 

Untuk menerima umpan balik, hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan:

  • Apakah CTA menarik perhatian?
  • Apakah warna yang ada malah mengganggu?
  • Apakah kontras warnanya cukup?
  • Apakah tulisannya mudah dibaca?

User testing pada desain dapat membantu mengenali kesalahan dan ketidakkonsistenan yang mungkin tidak disadari selama proses produksi. 

Sangatlah penting untuk menerima umpan balik dengan lapang dada dan melakukan penyesuaian terhadapnya. 

Kunci dari penggunaan color harmony ini adalah pilih warna utama dan satu warna pendukung yang enggak terlalu mencolok. 

Ada cara mudah untuk bisa menemukan color harmony yaitu dengan mengakses website color.adobe.com . Disini tersedia banyak kombinasi warna yang sudah dipilihkan untuk bisa langsung dipakai didesain kamu. 

Pada akhirnya, latihan adalah kunci keberhasilan. Semakin sering bereksperimen dengan warna dan desain, semakin terampil skill desain kita. Tidak ada yang namanya kesempurnaan pada percobaan pertama.

Psikologi warna untuk mempengaruhi emosi

Warna dapat menimbulkan emosi tertentu mulai dari perasaan senang, mengingatkan masa lalu, atau bahkan membuat merasa lapar. 

Oleh sebab itu pemilihan warna sangat bergantung pada emosi yang mau ditampilkan pada karya kamu.

Dengan psikologi warna kita akan memahami bagaimana warna dapat menghasilkan responds emosional tertentu dari orang-orang yang melihatnya.

Warna sering dipersepsikan dengan makna atau rasa tertentu. Memahami arti warna dan respond yang ditimbulkan akan membantu kita untuk menciptakan sebuah visual desain yang berhasil.

Banyak industri memanfaatkan color psychology untuk pemasaran dan desain. Memilih warna yang tepat bisa membantu untuk meningkatkan konversi.

Merah

Warna merahMerah

Merah terkesan kuat dan enegik. Mengasosiasikan banyak emosi seperti semangat, cinta, tetapi juga bisa menandakan bahaya dan kemarahan.

Merah adalah warna yang sangat menarik perhatian audience, sehingga merah sering diaplikasikan pada call-to-action. 

Selain itu warna merah juga terbukti untuk meningkatkan nafsu makan, sehingga banyak restoran yang menggunakan warna merah di logo dan keseluruhan brand identity mereka. 

Tapi karena itu juga terkadang warna merah sulit digunakan pada area design yang besar karena akan terlihat berlebihan.

Faktanya, banyak perusahaan makanan dan minuman menggunakan warna merah untuk membangkitkan rasa lapar.

Oranye

Warna oranye

Oranye memberi rasa hangat dan ceria. Mengingatkan akan rasa keramahan, antusiasme, dan motivasi. menggunakan warna orange bisa memberikan kesan pertama yang positif.

Kuning

Warna kuning

Kuning melambangkan kegembiraan, kebahagiaan, dan sinar matahari. Warna kuning dapat mengirim sinyal kepercayaan diri dan inspirasi dalam desain.

Perlu dicatat, terlalu banyak warna kuning membuat mata cepat lelah dan menimbulkan kecemasan. Akan lebih baik menggunakannya sebagai aksen saja.

Hijau

Warna hijau

Hijau menimbulkan rasa positif dan tentang. Warna hijau sangat menyenangkan dan menyegarkan untuk dilihat.

Warna hijau juga memberikan kesan bersih dan mengingatkan audience akan alam, sehingga membuat banyak brand yang bergerak dibidang kebersihan dan peduli dengan lingkungan yang menggunakan warna hijau. 

Selain itu hijau juga menggambarkan kekayaan dan status sehingga sering digunakan oleh yang bergerak di industri finansial.

Biru

Wana biru

Biru merupakan yang paling banyak digunakan instansi koorporat, ini karena biru melambangkan kepercayaan dan dapat diandalkan. Warna biru menciptakan rasa tenang dan segar.

Warna biru menciptakan rasa optimis stabilitas dan juga ketenangan pada audiens, biru adalah warna yang paling banyak digunakan di brand di seluruh dunia.

biru juga merupakan warna yang cocok untuk digunakan pada area besar didesain kamu, karena warna biru adalah warna yang memungkinkan pengaplikasiannya yang sangat luas.

Perlu diperhatikan biru pucat akan memberi rasa sedih, maka penting untuk memberi perhatian lebih untuk dapat mencapai tujuan desain.

Ungu

Wana ungu

Warna ungu sering dipersepsikan dengan kekayaan dan kemewahan. Namun selain itu juga memberi rasa misterius dan magis.

Warna ungu memberikan kesan Royal, mewah, dan nyaman. Sering digunakan di industri hospitality dan juga kesehatan.

Pink

Wana pink

Pink adalah warna untuk jiwa muda dan romantis. Secara luas biasa digunakan untuk menggambarkan feminim dan pernyataan berani.

Warna pink warna pink merepresentasikan feminitas, kasih sayang, dan juga kelembutan. Warna ini cocok untuk diaplikasikan pada brand atau produk yang menyasar audiensi perempuan.

Tapi seiring berjalannya waktu warna pink sudah menjadi general, apalagi dengan populernya warna milenial pink yang jadi pantone color of the year tahun 2016 yang lalu.

Warna pink bila digunakan dengan bijak akan membuat desain yang mencolok dan mudah diingat.

Hitam

Wana hitam

Budaya Barat mengasosiasikan warna hitam dengan kejahatan dan kematian, sedangkan di Timur melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan.

Warna hitam bisa memberi kesan tragis dan misterius, atau serius dan modern.

Hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan color psychology

Seperti yang kita ketahui warna memiliki banyak arti yang bisa diasosiasikan berbeda oleh setiap orang. Oleh karenanya penting mempertimbangkan audiens sebelum memilih warna.

Ada beberapa faktor yang empengaruhi persepsi orang terhadap warna, sepertia faktor usia, gender, budaya, agama.

Pelajari audiens dan preferensi mereka, kumpulkan sebanyak mungkin data untuk membuat keputusan yang tepat.

Teori warna adalah subjek yang luas, mulai dari harmoni warna hingga emosi manusia. Memahami dasar-dasarnya dapat secara signifikan meningkatkan hasil desain yang efektif.

Tinggalkan komentar

50 - 5 =

Add your first comment to this post

Website ini menggunakan theme generatepress premium and layanan hosting di webnesia.co.id.

GeneratePress Premium
Webnesia