Cara Membuat Redirect Link di WordPress Anti Gagal

Kamu pasti pernah mengalami link yang di-redirect tiba-tiba error atau malah mengarah ke halaman yang salah, kan?

Dapatkan notifikasi ke email kamu setiap kali ada tulisan baru. GRATIS.

Subscription Form

Di sini aku bakal bagi trik supaya redirect di WordPressmu anti gagal. Dengan teknik yang tepat, bukan cuma pengunjung yang senang karena selalu sampai di tujuan, tapi SEO situsmu juga tetap aman bahkan bisa meningkat.

Jadi, redirect link bukan sekadar ganti alamat biasa, tapi perlu cara yang pas agar website kamu tetap profesional dan performanya terjaga.

Key Takeaways:

  • Selalu cek ulang tautan redirect setelah dibuat. Coba sendiri apakah link mengarah ke halaman yang tepat dan cepat diakses. Ini supaya pengunjung gak merasa tersesat, dan SEO kamu tetap aman terjaga.
  • Pilih metode redirect yang tepat sesuai kebutuhan, misalnya 301 untuk redirect permanen. Ini penting supaya pengunjung dan mesin pencari tahu arah yang benar, jadi situs kamu gak kehilangan trafik atau ranking.
  • Gunakan plugin terpercaya seperti Redirection atau Yoast SEO untuk mengatur redirect dengan mudah dan minim risiko error. Jadi, kamu gak perlu pusing ngotak-atik kode tapi hasilnya tetap maksimal.

Apa Itu Redirect?

Simpelnya Gini…

Redirect itu kayak bilang ke browser dan Google:
“Eh, alamat yang kamu cari pindah ke sini lho!”

Jadi, redirect adalah proses yang bikin URL lama otomatis ngarah ke URL baru, entah itu di domain yang sama atau pindah ke domain lain.

Misalnya, pengunjung buka tokolama.com, tapi sekarang kamu udah pindah ke tokobaru.com. Nah, redirect bakal bantu mereka nyampe ke tujuan tanpa tersesat.

Kenapa Perlu Membuat Redirect Di Website?

Jawabannya simpel: biar pengunjung (dan Google) nggak nyasar! Redirect itu kayak papan petunjuk jalan — ngarahin orang dari satu alamat ke alamat baru yang benar.

Berikut beberapa alasan kenapa redirect itu penting banget:

  1. Konten Kamu Kembar Identik? Saatnya Redirect
    Kalau kamu punya dua halaman dengan isi yang mirip banget, Google bakal bingung mau pilih yang mana. Ujung-ujungnya? Bisa-bisa dua-duanya malah nggak diperingkat. Nah, redirect bantu kasih tahu Google, “Yang ini aja ya yang utama!”
  2. Kamu Punya Banyak Domain? Gabungin Aja.
    Misalnya kamu punya tokokamu.com, tokokamumurah.com, dan tokokamuresmi.com. Daripada semuanya berdiri sendiri dan bikin repot, kamu bisa redirect semuanya ke satu domain utama. Jadi pengunjung nggak bingung, dan Google juga lebih fokus.
  3. Ganti Domain? Biar Gak Kehilangan Jejak.
    Kamu baru pindah rumah alias ganti domain? Redirect 301 itu sahabat terbaikmu. Dia bantu mindahin “nilai SEO” dari domain lama ke yang baru. Jadi kamu nggak mulai dari nol, dan Google tetap ingat siapa kamu.
  4. Mau Hapus atau Ubah URL? Hindari 404.
    Kadang kamu ubah judul artikel atau struktur URL, misalnya dari blogku.com/artikel123 jadi blogku.com/tips-seo. Nah, tanpa redirect, pengunjung yang klik link lama bakal ketemu halaman 404. Sayang banget, kan? Mending langsung arahkan mereka ke URL yang baru pakai redirect.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Membuat Redirect

Sebelum kamu langsung lompat ke proses redirect, ada beberapa hal yang harus kamu persiapkan dulu supaya hasilnya maksimal dan anti gagal.

Mulai dari memastikan URL tujuan yang benar, mem-backup website sebagai langkah jaga-jaga, hingga memahami bagaimana redirect berdampak pada SEO.

Persiapan ini bikin proses redirect berjalan mulus tanpa bikin pengunjung atau mesin pencari bingung, apalagi sampai menyebabkan error di situs kamu.

  • Backup Website.
    Backup website adalah langkah wajib untuk menghindari risiko kehilangan data atau kerusakan yang tidak diinginkan selama proses redirect. Dengan backup, kamu bisa mengembalikan kondisi situs sebelum ada perubahan jika terjadi error.
  • Memahami URL Tujuan.
    Kamu perlu tahu dengan pasti ke mana link akan diarahkan supaya pengunjung dapat konten yang sesuai tanpa kebingungan. Cek apakah URL tujuan masih aktif, bukan halaman error, dan memang relevan dengan link awal.

Jenis Redirect yang Perlu Kamu Kuasai

Redirect itu nggak cuma soal “pindah link”, tapi juga soal kasih sinyal yang tepat ke Google dan pengunjung. Salah pilih jenis redirect? Bisa-bisa ranking jeblok atau pengunjung malah nyasar.

Tenang, aku bantu kamu bedain satu per satu biar makin jago ngatur redirect di WordPress!

301 Redirect

Kalau kamu mau pindahin pengunjung dari link lama ke yang baru tanpa kehilangan ranking SEO, 301 redirect adalah pilihan paling tepat.

Ini semacam bilang ke Google, “Bro, halaman lama udah pindah rumah secara permanen ke sini, ya.” Dan Google akan nurut, sambil bawa serta reputasi dan ranking dari alamat lama ke yang baru.

Kenapa 301?

  • Permanen = ranking ikut pindah
  • Efektif buat SEO
  • Google pun merekomendasikannya

302 Redirect

Jadi gini, 302 redirect itu ibarat kamu bilang ke Google,
“Tenang, ini cuma pindah sebentar kok. Halaman aslinya masih ada.”

Redirect ini cocok banget dipakai kalau kamu lagi:

  • Nge-upgrade halaman
  • Testing tampilan baru
  • Atur promo musiman

Intinya Sementara. Kamu cuma mau pengunjung dialihin untuk sementara waktu. Nggak permanen. Nggak selamanya.

Tapi hati-hati ya…

Banyak pengguna WordPress (mungkin kamu juga pernah?) salah kaprah pakai 302 buat pindah domain atau ganti URL permanen.

Padahal, ini bisa bikin Google bingung dan hasilnya nilai SEO dari halaman lama nggak ikut pindah. Link juice-nya kejebak di sana.

307 Redirect

Kalau 302 itu redirect sementara versi lama, nah 307 adalah versi lebih modern. Fungsinya sama buat pengalihan sementara tapi ada satu keunggulan yaitu mendukung metode HTTP seperti POST, bukan cuma GET.

Artinya, kalau pengunjung lagi submit form atau transaksi, dan kamu redirect pakai 307, data mereka nggak akan hilang.

Tapi catat ya.

Di dunia WordPress, 307 ini jarang banget dipakai langsung, kecuali kamu main di level server atau aplikasi custom yang handle form dan transaksi.

Tapi tetep, penting buat kamu tahu kapan harus panggil si 307 ini.
Dia bukan buat semua kasus—tapi pas dibutuhkan, dia bisa jadi penyelamat data.

Cara Membuat Redirect di WordPress

Kamu yang sudah biasa utak-atik WordPress pasti tahu, ada cara lebih mudah untuk mengatur redirect tanpa bikin pusing. Dengan metode yang tepat, kamu tidak cuma menghindari error tapi juga bisa jaga ranking SEO tetap stabil.

Teknik-teknik ini memungkinkan kamu mengelola rute tautan secara presisi, termasuk tipe redirect 301 atau 302 yang pas, sehingga pengunjung selalu sampai di tempat yang benar tanpa hambatan.

1. Membuat Redirect Link Dengan Plugin

Gak usah takut ribet, karena plugin redirect seperti Redirection atau Yoast SEO bisa jadi penyelamatmu. Kamu tinggal instal, atur aturan redirect lewat dashboard, dan plugin ini otomatis mengelola rerouting dengan aman.

Bahkan, fitur logging di Redirection kasih tahu kamu link mana yang sering gagal, supaya bisa diatasi cepat. Praktis, anti gagal, dan SEO-friendly!

2. Teknik Manual: Mengedit .htaccess

Langsung utak-atik file .htaccess di server memberi kontrol penuh atas redirect, mulai dari tipe sampai kondisi khusus seperti redirect berdasarkan user-agent atau tanggal tertentu.

Walau sedikit menantang, teknik ini efisien dan sangat cepat diproses oleh server. Yang penting jangan lupa backup file sebelum diedit supaya bisa balik lagi kalau ada kesalahan.

Tes Redirect yang Sudah kamu Buat

Kamu udah membuat redirect link. Tapi jangan buru-buru lega dulu. Coba deh cek dulu, beneran udah ngarah ke halaman yang kamu tuju atau malah nyasar?

1. Cek Pakai Alat Online

Mau tahu redirect kamu bener-bener jalan dari berbagai belahan dunia?
Coba tools kayak Redirect Checker atau HTTP Status Code Checker.

Alat ini ngebantu kamu tahu:

  • Status code redirect-nya (301? 302?)
  • Arah URL-nya bener atau nggak
  • Apakah redirect jalan dari server luar (bukan cuma di laptop kamu aja)

Cocok banget buat kamu yang pengunjungnya datang dari berbagai negara. Daripada nebak-nebak, mending dicek pasti.

2. Tes Manual di Browser

Buka link yang di-redirect pakai Incognito Mode atau Private Tab.
Terus lihat, apakah:

  • Kamu langsung nyampe ke halaman tujuan?
  • URL-nya udah ganti sesuai yang baru?
  • Ada pesan error 404? Atau malah loading muter terus?

Kalau kamu ngalamin kayak bingung di jalan, fix itu redirect-nya perlu dibenerin.

3. Lihat DevTools

Kalau kamu suka ngulik, buka tab Network di DevTools (F12). Di situ kamu bisa lihat:

  • Header HTTP
  • Status code (301, 302, 404, dll)
  • Apakah redirect-nya cuma sekali atau malah looping nggak jelas
  • Seberapa cepat proses redirect-nya

Ini ngebantu banget buat tahu redirect kamu nggak cuma “jalan”, tapi juga cepat dan SEO-friendly.

Mengatasi Masalah Umum Redirect Link

Pernah ngalamin redirect yang bikin kepala cenat-cenut? Harusnya pengunjung pindah halaman otomatis, eh malah nyasar, muter-muter, atau mampir ke halaman 404 yang nyebelin itu.

Tenang, kamu nggak sendirian. Yuk kita bedah satu per satu masalah redirect yang sering kejadian, dan gimana cara kita beresinnya bareng-bareng.

Redirect Nggak Jalan

Kadang redirect gagal itu bukan karena server-nya ngambek, tapi karena hal sepele—kayak salah ngetik URL tujuan. Misal, kamu niat mau redirect dari /produk-lama ke /produk-baru, tapi typo jadi /prodik-baru. Ya jelas pengunjung nyasar dong.

Atau, bisa jadi kamu pakai dua plugin redirect yang saling sikut. Yang satu bilang “ke kanan!”, yang satu lagi nyuruh “ke kiri!”. Akhirnya browser bingung dan redirect-nya mental.

Tips dari aku:

  • Cek plugin redirect-mu, pastikan nggak dobel-dobel.
  • Pastikan URL tujuan valid, bukan cuma mirip.
  • Rutin evaluasi redirect setelah kamu ubah struktur link.

Redirect Loop

Ini salah satu mimpi buruk yang sering kejadian. Kamu redirect A ke B, eh, B balik lagi ke A. Hasilnya? Browser ngasih pesan error, pengunjung kabur, dan kamu cuma bisa geleng-geleng.

Biasanya ini kejadian pas kamu atur redirect tanpa ngecek arah akhirnya. Atau kamu pakai .htaccess dan plugin redirect yang nggak sinkron, jadinya malah saling lempar URL.

Solusinya?

  • Pastikan redirect berjalan satu arah. Jangan ada yang muter balik.
  • Pakai tool kayak Redirect Path (Chrome extension) atau buka DevTools di browser buat ngintip jalur redirect kamu.
  • Cek urutannya. Kalau kamu lihat ada redirect dari A → B → C → A, itu tanda bahaya.

Error 404

404 itu musuh bebuyutan pengalaman pengunjung. Harusnya mereka baca konten kamu, eh malah disambut halaman “Oops, not found”.

Ini sering kejadian waktu kamu hapus halaman lama, tapi lupa atur redirect ke halaman baru. Akhirnya pengunjung nyangkut di ruang kosong, Google juga bingung mau rank halaman yang mana.

Gimana cara beresinnya?

  • Pakai plugin redirect yang bisa deteksi URL rusak otomatis. Banyak kok yang gratis tapi oke.
  • Atau kalau kamu suka ngulik, bisa atur manual lewat .htaccess. Fokusin ke halaman penting dulu—yang traffic-nya banyak.
  • Pro tip: Redirect ke halaman yang relevan, bukan asal dilempar ke homepage.

Penutup

Kalau kamu pernah ganti link halaman di WordPress tapi nggak set redirect, siap-siap aja pengunjung nyasar dan ranking Google kamu turun pelan-pelan.

Intinya sih gini: redirect itu kayak kasih papan petunjuk di jalan. Kecil, tapi krusial banget. Daripada kehilangan pengunjung (dan trafik), lebih baik luangin waktu 5 menit buat setting redirect dengan benar.

Kita udah bikin kontennya keren, masa iya pengunjung malah nyangkut di 404?

Tinggalkan komentar

Butuh Website?

Yuk ngobrol dulu. Nggak harus langsung mulai, kita bisa diskusi ringan dulu buat tahu apa yang paling pas untuk bisnis kamu.

gambar call to action