Kenapa sih kamu butuh strategi email marketing?
Karena sekarang ada sekitar 4.59 miliar pengguna email di dunia, alias lebih dari setengah populasi bumi! Jadi, peluangnya gede banget. Tapi jangan salah, ini bukan soal asal kirim email sebanyak-banyaknya ya.
Kalau kamu kirim email tanpa strategi, siap-siap aja dapat balasan dingin: unsubscribe, spam, atau bahkan pelanggan yang bete.
Nah, supaya kamu nggak buang-buang waktu (dan leads), kamu perlu strategi yang matang, yang bikin pelanggan senang dan ROI kamu makin sehat.
Apa Itu Strategi Email Marketing?
Strategi email marketing itu bukan sekadar “ayo kirim email rame-rame!” Tapi lebih kayak rencana jangka panjang buat capai tujuan spesifik lewat email. Nah, sering kali strategi ini disamakan sama taktik—padahal beda banget.
- Strategi = rencana besar jangka panjang buat capai tujuan
- Taktik = langkah-langkah kecil buat ngejalanin strategi itu
Tapi sebelum ngomongin strategi, kamu harus tahu dulu apa tujuannya. Misalnya:
- Mau nambah subscriber?
- Naikin open rate?
- Bangun loyalitas pelanggan?
Tujuan ini harus spesifik dan bisa diukur, jadi kamu tahu suksesnya kayak gimana dan progresnya sejauh mana.
Contoh Bedanya Strategi vs. Taktik
Tujuan: Nambahin 20% subscriber email.
Strategi: Fokus ke pengunjung baru di website dan kasih diskon besar kalau mereka subscribe
Taktik:
- Personalisasi email dengan nama mereka
- Pasang pop-up diskon di homepage
- Buat email welcome series otomatis
Membuat Strategi Email Marketing
Bikin strategi email marketing nggak harus ribet. Aku bantu kamu pecah jadi 4 langkah simpel. Nggak ada teori berbelit, yang penting langsung bisa dipraktikkan buat bantu bisnis kamu jalan.
Langkah 1: Tentuin Dulu Tujuanmu
Tujuan itu fondasi. Jangan cuma bilang “mau naikin penjualan” — harus jelas! Misal: “Aku mau ningkatin open rate dari 22% ke 30% sebelum akhir tahun.”
Semakin spesifik, semakin gampang kamu ukur dan atur langkah selanjutnya.
Langkah 2: Susun Strateginya
Setelah punya tujuan, kita butuh rencana buat sampai ke sana. Strategi ini yang jadi panduan besarnya.
Kalau mau ningkatin open rate, berarti kamu harus mikirin siapa yang kamu target (audience), isi emailnya (konten), waktu kirim, dan cara kamu bikin emailnya lebih personal.
Contohnya:
Targetin subscriber yang udah lama nggak buka email, kirim konten yang menggoda kayak kuis atau giveaway, pakai subject line yang bikin penasaran, dan kirim otomatis di jam yang paling pas.
Langkah 3: Jalankan Taktiknya
Taktik itu langkah konkretnya. Kalau strategi adalah arah, taktik itu langkah kakimu.
Misal:
- Segmentasi: Fokus ke yang jarang buka email.
- Konten: Kasih kuis berhadiah atau promo eksklusif.
- Personalisasi: Tambahin nama penerima di subject line.
- Automation: Kirim ulang ke yang belum buka + pengingat untuk yang belum ikutan kuis.
- Timing: Pakai fitur “Best Time to Send” dari platform kamu.
Semua ini dijalankan buat ngebantu kamu capai strategi yang udah dirancang.
Langkah 4: Ukur Hasilnya
Tujuan udah ada, sekarang tinggal pastiin kamu bisa ngukur progresnya.
Cek terus metrik penting kayak open rate, CTR, atau conversion. Dan jangan takut buat ubah taktik kalau angka nggak sesuai ekspektasi. Strategi bagus itu yang bisa disesuaikan, bukan yang kaku.
Jangan panik duluan. Mulai dari yang simpel: tahu mau apa, bikin rencana, eksekusi, dan ukur hasil. Email marketing itu powerful banget, asal kamu mainin dengan strategi yang tepat dan konsisten.
Praktek Email Marketing yang Efektif
Bikin strategi email udah oke, tapi biar hasilnya maksimal, kamu juga harus tahu cara mainnya yang bener. Strategi bagus nggak bakal ngaruh kalau eksekusinya ngasal.
Nah, ini dia 9 tips simpel tapi ampuh biar email marketing kamu nggak cuma nyampai, tapi juga nempel di hati (dan inbox) pelanggan.
1. Pakai Penawaran Menarik Buat Nambah Subscriber Email
Kalau kamu pengen list email kamu terus tumbuh, ya jangan cuma nunggu orang tiba-tiba daftar sendiri. Kita harus kasih alasan yang menarik buat mereka mau kasih emailnya ke kamu.
Cara paling umum, pop-up di website yang nawarin diskon, ebook gratis, atau akses ke sesuatu yang eksklusif.
Mau yang lebih seru, coba bikin kuis interaktif atau spin-the-wheel buat dapetin diskon random. Selain seru, orang jadi lebih tertarik buat masukin email.
Dan ya, list email itu harus terus kamu rawat dan tumbuhin. Karena pasti ada aja yang unsubscribe, entah karena bosan, emailnya tenggelam, atau mereka cuma iseng daftar dari awal.
Kasih penawaran yang worth it buat mereka. Biar kamu nggak cuma dapet email, tapi juga dapet orang yang emang tertarik sama brand kamu.
2. Rajin-Rajin Bersihin List Email
Banyak yang baru mulai email marketing mikirnya, “Semakin banyak yang dikirimin email, makin besar peluang cuan!” Padahal… yang ada malah makin banyak yang unsubscribe dan performa jadi jeblok.
Kabar buruknya: kirim ke email yang nggak aktif bisa bikin reputasi pengirim kamu turun, dan ujung-ujungnya email kamu nyangkut di spam.
Kabar baiknya: solusinya gampang, bersihin list email kamu secara rutin.
Idealnya bersihin setiap 3–6 bulan sekali. Hapus yang udah nggak aktif, bounce terus, atau nggak pernah buka email kamu.
Terus gimana caranya tetap relevan?
- Segmentasi. Kirim email yang beda ke orang yang aktif banget vs. yang udah mulai dingin.
- Dan kamu juga bisa bikin strategi re-engagement buat yang mulai males buka email.
Beberapa platform email marketing udah bantu otomatis bersihin list, tapi kamu tetap harus rajin cek dan pantau performa list kamu sendiri. Karena email marketing yang powerful itu dimulai dari list yang sehat!
2. Kirim Email yang Relevan dan Tepat Waktu
Bayangin gini: rata-rata orang nerima 120+ email sehari. Jadi kalau email kamu nggak ngomong langsung ke mereka dan nggak dikirim di waktu yang pas, ya siap-siap aja dilewatin atau dihapus tanpa dibaca.
Solusinya personalisasi isi dan waktunya.
Jangan cuma “Hai, pelanggan!” tapi sesuaikan kontennya dengan minat mereka. Kirim email pas mereka lagi butuh, bukan asal tembak tengah malam atau saat mereka lagi sibuk.
Ini berlaku buat semua jenis email:
- Email sambutan
- Penawaran spesial
- Email re-engagement
Email yang terasa “eh ini buat aku banget!” lebih besar peluang dibuka. Jadi yuk, bikin email kamu bukan cuma muncul, tapi juga berkesan!
4. Personalisasi Email Kamu dengan Segmen yang Tepat
Kalau cuma pakai “Dear [Nama],” itu sih udah basi banget, ya kan?
Sekarang, personalisasi email itu levelnya lebih tinggi. Kamu bisa bagi-bagi audiens ke segmen-segmen spesifik berdasarkan umur, jenis kelamin, lokasi, perilaku belanja, sampai cara mereka pakai aplikasi kamu.
Contohnya, toko hewan cuma kirim promo makanan kucing ke pemilik kucing, dan promo grooming anjing ke pemilik anjing. Nggak asal kirim semua ke semua orang!
Atau kamu bisa fokus ke orang yang tiba-tiba berhenti di tengah proses beli. Misal, toko baju pengantin bikin kampanye khusus buat mereka yang batal checkout.
4. Personalisasi Email Kamu dengan Segmen yang Tepat — Bukan Cuma “Hai, [Nama]” Doang!
Kalau cuma pakai “Dear [Nama],” itu sih udah basi banget, ya kan? Sekarang, personalisasi email itu levelnya lebih tinggi. Kamu bisa bagi-bagi audiens ke segmen-segmen spesifik berdasarkan umur, jenis kelamin, lokasi, perilaku belanja, sampai cara mereka pakai aplikasi kamu.
Contohnya, toko hewan cuma kirim promo makanan kucing ke pemilik kucing, dan promo grooming anjing ke pemilik anjing. Nggak asal kirim semua ke semua orang!
Atau kamu bisa fokus ke orang yang tiba-tiba berhenti di tengah proses beli. Misal, toko baju pengantin bikin kampanye khusus buat mereka yang batal checkout.
Nah, enaknya sekarang ada software yang bisa bantu segmentasi otomatis pakai AI, biar kamu nggak perlu repot. Intinya, semakin personal, semakin kena di hati!
5. A/B test: Biar email kamu makin Ampuh
Mau tahu mana email yang paling bikin orang klik? Coba A/B testing — alias split test. Ini cara paling jitu buat ngetes dua versi email yang beda, lalu lihat mana yang performanya lebih oke.
Misalnya, kamu mau tahu:
- Subjek pakai emoji vs. tanpa emoji
- CTA “Beli Sekarang” vs. “Cek Promo”
- Email pagi vs. malam
- Konten blog vs. video
Nah, kamu kirim dua versi itu ke sebagian audiens. Yang paling banyak dibuka, diklik, atau dikasih respon? Itu juaranya.
Tips penting: tes satu hal aja per kali. Biar kamu benar-benar tahu apa yang bikin bedanya. Habis itu? Pakai hasilnya buat bikin email selanjutnya makin powerful.
A/B test itu bukan tebakan, tapi strategi. Kita eksperimen, kita menang.
6. Terus Optimalkan Email Kamu
Ngomongin strategi email marketing, kamu harus terus-terusan ngoprek dan optimasi email kamu. Karena setiap perbaikan kecil bikin kamu makin dekat sama goal yang kamu pengen.
Mau ningkatin open rate? Kamu perlu optimasi banyak hal:
- kualitas daftar email,
- nama pengirim yang muncul di inbox,
- subject line yang menggoda,
- personalisasi subject line,
- preview text yang bikin penasaran,
- waktu kirim yang pas,
- sampai seberapa sering kamu kirim email.
Setelah open rate naik, kamu harus:
- optimasi konten,
- tawaran,
- call-to-action,
- desain,
- dan posisi tombol supaya orang nggak cuma buka tapi juga klik.
Intinya, email marketing itu bukan sekali jadi, tapi terus diperbaiki! Jadi jangan puas dulu, keep optimizing!
7. Re-engage subscriber yang mulai “dingin”
Subscriber yang udah lama nggak buka email kamu? Jangan langsung dianggap hilang. Justru mereka ini peluang besar!
Ngebujuk pelanggan lama buat aktif lagi itu jauh lebih murah (dan gampang) dibanding cari pelanggan baru, bahkan bisa 5x lebih hemat.
Jadi, re-engagement tuh wajib banget masuk strategi email marketing kamu.
Coba kirim campaign yang bisa “manasin” mereka lagi. Tawarkan sesuatu yang baru, kasih lihat sisi unik dari brand kamu, atau sekadar ngingetin mereka kenapa dulu mereka subscribe.
Beberapa ide simpel yang bisa kamu coba:
- Ingatin mereka manfaat dari produk/jasa kamu
- Kasih penawaran eksklusif yang cuma mereka dapat
- Share konten terbaru yang lagi kamu banggakan
- Ajak ngobrol lewat pertanyaan singkat
- Gunakan momen spesial (ulang tahun, liburan, dll.)
Siapa tahu, satu email aja bisa bikin mereka balik lagi.
8. Gabungkan Email Marketing Kamu dengan Channel Lain
Zaman sekarang, dunia digital dan nyata udah nyatu banget, jadi kamu harus pinter-pinter gabungin pengalaman offline dengan strategi digital kamu.
Ini namanya multichannel marketing, main di banyak saluran sekaligus, kayak email, SMS, push notification, social media, dan lain-lain.
Contohnya? Kamu bisa kirim email otomatis pas pelanggan lupa checkout, kasih diskon produk favorit mereka. Terus follow up dengan SMS atau push notification bawa kupon diskonnya. Jadi, pelanggan makin semangat buat beli.
Ini namanya omnichannel marketing, dan penting banget supaya brand kamu tetep nyambung sama pelanggan yang suka loncat-loncat channel. Kuncinya? Buat pengalaman yang mulus di semua channel.
9. Email Deliverability
Masalah klasik email marketing: email gak nyampe alias nyangkut di folder spam. Kuncinya? Tetap relevan dan kirim di waktu yang pas.
Kalau pelanggan percaya kamu ngasih info yang mereka butuhin tepat waktu, mereka bakal buka dan klik email kamu. Engagement ini yang bikin deliverability kamu naik.
Cara ningkatin deliverability mulai dari:
- bikin daftar email yang bener-bener orang setorin (opt-in, ya!),
- jangan spam inbox mereka dengan email berlebihan,
- personalisasi isi email,
- kirim di waktu yang pas pake segmentasi,
- plus kasih pengalaman mulus di semua channel
Kalau tiba-tiba deliverability turun, cek lagi mulai dari subject line, waktu kirim, tawaran di email, sampai hal-hal kecil lain.
Kadang penyebabnya di luar kendali kita, kayak Gmail ganti aturan. Makanya, pakai software email marketing yang bisa bantu kamu ngatur deliverability itu penting banget!
10. Pantau dan Analisis Performa Email Kamu
Jangan cuma asal kirim dan berharap semuanya oke, ya. Kamu harus rajin cek hasil email kamu, ngintip statistiknya supaya tahu apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
Yang paling penting sih open rate sama click-through rate. Tapi jangan lupa juga pantau konversi dan deliverability. Cek ini terus-menerus, per kampanye dan dari waktu ke waktu.
Biar gampang, pakai platform email marketing yang bisa otomatis ngasih laporan dan analisisnya buat kamu. Jadi, kamu bisa fokus bikin email makin joss!
11. Kelola dan Kurangi Unsubscribe
Bangun daftar email itu susah, jadi lihat angka unsubscribe naik tuh nyesek banget, ya? Tapi santai, yang namanya unsubscribe itu wajar kok. Kadang pelanggan bosan, pindah, atau udah nggak cocok lagi.
Tapi kalau tiba-tiba lonjakan, itu tanda kamu harus cari tahu apa yang salah. Anggap aja unsubscribe ini sebagai feedback gratis dari pelanggan kamu.
Misal kamu tiba-tiba naikkin frekuensi email dari 3 kali seminggu jadi 4, terus unsubscribenya naik, berarti 4 kali itu kebanyakan. Atau kamu kasih diskon yang itu-itu terus, terus pelanggan cabut? Itu juga sinyal buat kamu.
Nggak ada yang mau orang cabut dari list, tapi ya itu, pasti kejadian. Jadi, tetap pantau terus dan pakai semua trik yang sudah kita bahas biar unsubscribe makin berkurang. Keep it smart, keep it relevant!
Penutup
Sekarang kamu udah siap buat bikin strategi email marketing lengkap dengan taktik yang bikin semuanya jalan lancar.
Ingat ya, tujuan itu hasil yang kamu pengen capai. Strategi itu rencana buat mencapai tujuan itu. Nah, taktik adalah langkah-langkah yang kamu ambil buat mewujudkan rencana tadi.
Yang paling penting, kamu butuh partner email marketing yang oke, yang bikin taktik kamu gampang dijalankan dan hasilnya gampang dilacak. Jadi, kita bisa fokus ke strategi dan lihat progresnya dengan jelas.
Tinggalkan komentar