Semua email marketer jago paham betapa pentingnya ngelacak KPI email marketing yang tepat. Dengan data itu, kamu tahu mana yang jalan dan mana yang ngaco, jadi gak buang-buang tenaga sia-sia.
Tapi buat banyak creator, bingung banget nih: KPI mana sih yang harus dijadiin patokan?
Kalau kamu lacak KPI yang pas, ngembangin bisnis jadi gampang banget. Tapi kalau salah pilih, malah bikin kamu sibuk di hal yang nggak penting.
Tenang, milih KPI yang tepat gampang kok kalau kamu ngerti fungsi masing-masing. Kita bahas bareng, biar gak salah jalan!
Apa Itu Email Marketing KPI?
KPI itu singkatan dari Key Performance Indicator, alias metrik-metrik penting yang kamu pantau terus buat ngecek seberapa oke strategi email marketing kamu. Metrik yang kamu pilih harus nyambung sama tujuan dan niche kamu, jadi gak asal comot.
Soalnya, dengan ngelacak KPI yang tepat, kamu gak perlu tebak-tebak kerjaan lagi. Kamu bisa ambil keputusan bisnis dengan pede, tahu konten dan produk mana yang disuka audiens, kenapa mereka cabut dari daftar email, dan banyak lagi.
Email Marketing Metrik untuk Marketer
Kamu udah mulai email marketing, tapi bingung mau ngukur apa? Tenang, aku jelasin 12 metrik yang wajib kamu pantau supaya email kamu nggak cuma nyampah di inbox, tapi benar-benar ngasih impact buat growth kamu.
1. List Growth Rate
Rumusnya:(Jumlah subscriber baru – (unsubscribers + spam complaints)) ÷ total subscriber x 100
Jadi jangan cuma senang dulu lihat angka subscriber naik. Misal kamu dapet 300 subscriber baru bulan ini, tapi yang unsub juga 300? Artinya pertumbuhan kamu = 0%. Sad, tapi nyata.
Makanya, list growth rate jauh lebih akurat daripada cuma lihat angka subscriber baru doang.
✨ Tips: Pakai Kit biar langsung dapet data “net subscriber” kamu, jadi gak perlu hitung manual.
Cara Meningkatkan List Growth Rate:
- Tambahin newsletter referral program, terbukti bikin pertumbuhan daftar email 35% lebih cepat.
- Coba-coba lead magnet, ebook, kupon, email course gratis. Cari tau mana yang paling ampuh tarik subscriber.
- Pasang iklan buat lead magnet andalan kamu.
- Turunin angka unsubscribe dengan ngasih konten yang sesuai ekspektasi subscriber kamu. Jangan PHP-in mereka ya!
Kita gak butuh daftar panjang kalau isinya datang dan pergi. Kita butuh pertumbuhan yang nyata.
2. Unsubscribe Rate
Rumusnya:(Jumlah unsubscribe ÷ total email yang terkirim) x 100
Unsubscribe rate ngasih tahu berapa persen orang yang mutusin buat cabut dari daftar email kamu. Kadang emang mereka udah gak butuh kontennya, itu wajar.
Tapi kadang juga karena konten kamu gak sesuai harapan mereka. Nah, yang ini perlu kamu cek lebih dalam.
Kalau tiba-tiba angka unsubscribe kamu naik tajam, atau selalu di atas rata-rata (FYI: rata-rata versi Kit itu 0,5%), itu sinyal bahaya.
Cara Menurunkan Unsubscribe Rate:
- Kasih pilihan ke subscriber buat atur preferensi mereka, misal, mau terima email mingguan, bulanan, atau cuma kalau ada promo.
- Aktifkan unsubscribe survey biar kamu tahu alasan mereka cabut. Jadi tahu harus perbaiki di mana.
Orang pergi itu biasa. Tapi kalau yang pergi terus-menerus? Saatnya kita intropeksi, bukan nyalahin algoritma.
3. Open Rate
Rumusnya:(Jumlah email dibuka ÷ total email terkirim) x 100
Open rate ngasih gambaran berapa persen orang yang beneran buka email kamu. Tapi sekarang ada Apple Mail Privacy Protection (MPP) yang bikin data open rate gak selalu akurat 100%.
Meski begitu, tetap penting buat mantau open rate dari waktu ke waktu. Kalau tiba-tiba anjlok? Bisa jadi ada masalah lebih besar, kayak email kamu nyasar ke spam.
Cara Naikin Open Rate:
- A/B test subjek email kamu. Cari tahu mana yang paling ngena.
- Tulis preview text yang bikin orang gak tahan buat ngeklik.
- Personalisasi subject line, pakai nama mereka. Bisa ningkatin open rate sampai 50%!
- Pakai BIMI biar logo brand kamu nongol di sebelah nama pengirim. Studi bilang ini bisa ningkatin open rate sampai 21%. Karena orang lebih percaya sama email yang tampilannya profesional.
Bikin mereka gak sabar buka email kamu itu seni. Tapi bisa dipelajari, dan kamu pasti bisa!
4. Click-Through Rate (CTR)
Rumusnya:(Jumlah klik unik atau total klik ÷ total email terkirim) x 100
CTR nunjukkin berapa persen orang yang klik link di email kamu. Semakin tinggi CTR, berarti konten kamu makin disukai. Tapi, gara-gara Apple MPP, data klik juga bisa agak meleset.
Solusinya? Coba pake Google Analytics + link unik buat tiap email campaign. Jadi kamu bisa lacak klik secara lebih akurat.
Cara Naikin CTR:
- Fokus ke satu CTA aja per email. Jangan bikin subscriber bingung harus baca blog, beli produk, dan isi survei dalam satu email.
- Bikin CTA kamu mencolok, tombol gede, warna kontras, atau font yang lebih besar.
- Taruh CTA beberapa kali di dalam email. Gak semua orang baca sampai akhir.
- Punya promo dadakan? Tambahin countdown timer biar bikin FOMO. Orang cenderung lebih takut kehilangan daripada ngarep keuntungan.
5. Click-to-Open Rate (CTOR)
Rumusnya:(Klik unik ÷ open unik) x 100
Kalau CTR ngukur berapa persen orang yang klik link di email kamu, dibanding total yang nerima email. CTOR ngukur berapa persen orang yang klik link, tapi hanya dari yang udah buka email-nya.
Ini KPI yang oke banget buat ngukur: “Email aku menarik gak sih setelah dibuka?”
Cara Naikin CTOR:
- Cek rata-rata CTOR di niche kamu, biar tahu kamu tuh udah di level mana.
- Tulis CTA yang lebih menggoda, jangan cuma “klik di sini”, kasih alasan kenapa mereka harus klik.
- Gali insight dari subscriber, kirim survei kecil buat tahu mereka sebenarnya pengen konten kayak apa.
- Bikin desain email kamu mudah discan, susunan rapi, link gampang ditemukan. Semakin gampang mereka nemu CTA, makin besar kemungkinan mereka klik.
Bikin email kamu gak cuma “dilihat”, tapi juga direspons. Kita maunya aksi, bukan cuma tatapan kosong di layar
6. Conversion Rate
Rumusnya:(Jumlah konversi ÷ total email terkirim) x 100
Conversion rate itu ngukur berapa persen orang yang ngelakuin hal yang kamu inginkan setelah buka email. Bisa beli produk, daftar webinar, atau klik link penting.
Kalau pesanmu pas, kontennya relevan, konversi pasti nyusul.
Tiap jenis email punya standar konversi yang beda (newsletter, abandoned cart, follow-up, dll), jadi pas analisa, pastikan bandinginnya apple to apple ya.
Cara Naikin Conversion Rate:
- Tambahin testimoni atau social proof biar makin meyakinkan. Orang lebih percaya sama opini orang lain.
- Sisipin FAQ buat ngilangin keraguan yang bikin mereka gak jadi klik tombol “beli sekarang.”
- Tulis copy yang nunjukin manfaat, bukan cuma fitur. Sentuh sisi emosional mereka, bukan cuma logikanya.
7. Email ROI
Rumusnya:(Pendapatan – Biaya) ÷ Biaya
Email ROI ngasih tahu berapa banyak uang yang kamu hasilkan dari setiap Rp1 yang kamu keluarin buat email marketing. Kalau email kamu nyambung ke Google Analytics, ngelacak pendapatan dari email jadi super gampang!
Cara Naikin Email ROI:
- Pakai automated funnel biar audience kamu kenal, suka, dan percaya sama kamu tanpa kamu harus nyepam tiap hari.
- Segmentasi list kirim email yang relevan sesuai posisi mereka di customer journey. Yang baru kenal jangan langsung disuruh belanja dong.
- Bersihin list hapus subscriber yang udah dingin dan gak pernah buka. Biar kamu gak buang-buang biaya kirim ke orang yang udah gak minat.
Ingat, tujuan kita: modal minimal, cuan maksimal.
8. Revenue per Email (RPE)
Rumusnya:Total pendapatan ÷ total email yang dikirim
Mirip kayak ROI, tapi lebih simpel. RPE bantu kamu tahu email mana yang paling jago ngejual. Gak perlu hitung biaya, tapi tetap kasih insight berharga, terutama email mana yang bikin cuan paling banyak.
Kalau kamu tau email mana yang paling menghasilkan, kamu bisa “bedah” kenapa mereka begitu ampuh… dan ulangi formula suksesnya.
Cara Naikin RPE:
- A/B test subject line email gak bakal hasilin duit kalau gak dibuka.
- Ubah CTA di email yang performanya lemah bisa jadi call-to-action kamu kurang greget.
- Perbaiki segmentasi kirim konten yang nyambung sama kebutuhan dan minat masing-masing subscriber.
9. Revenue per Subscriber (RPS)
Rumusnya:Total pendapatan ÷ total jumlah subscriber
RPS bantu kamu ngelihat seberapa “bernilai” tiap orang di list email kamu. Kalau RPS kamu kecil, berarti ada yang perlu dievaluasi—kenapa mereka belum beli?
RPS tiap industri beda-beda ya, jadi kamu bisa cek benchmark sesuai niche kamu.
Cara Naikin RPS:
- Gunakan subscriber scoring biar kamu tahu siapa yang harus “dihangatkan” lagi. Fokus ke mereka yang tinggal dikit lagi beli.
- Pakai automation buat bikin pengalaman beli yang personal & otomatis. Misal, orang yang udah klik produk tapi belum beli, langsung masuk ke email “kode diskon manja.”
- Eksperimen harga. Coba sistem langganan, bundling, atau bahkan “bayar semaumu.” Bisa jadi, cara jual kamu yang perlu diubah, bukan produknya.
10. Bounce Rate
Rumusnya:(Jumlah email yang mental / total email yang dikirim) × 100
Bounce rate itu kayak notifikasi gagal kirim. Artinya email kamu nggak sampai ke tujuan. Bisa karena:
- Alamat email salah ketik
- Inbox penerima udah penuh
- File email kamu kegedean
- Server email penerima lagi ngambek
Kalau bounce rate kamu udah lewat 2% atau makin naik tiap kirim email, itu warning. Harus diberesin.
Cara Nurunin Bounce Rate:
- Aktifkan double opt-in
Biar yang masuk ke list kamu beneran manusia, bukan typo atau bot. - Pakai DMARC record
Ini kayak ID resmi buat email kamu. Biar makin dipercaya sama server email penerima. - Rutin bersihin list
Unsub orang yang udah nggak aktif atau emailnya invalid. Daripada cuma numpang bikin bounce rate naik.
Makin rendah bounce rate kamu, makin tinggi peluang email kamu nyangkut manis di inbox.
11. Deliverability Rate
Rumusnya:(Email yang berhasil dikirim / total email yang dikirim) × 100
Deliverability rate itu bilangin kamu seberapa sering email kamu benar-benar nyampe inbox, bukan nyangkut di spam atau malah nggak nyampe sama sekali. Kalau deliverability kamu mulai turun, itu tandanya email kamu bisa aja diabaikan sama provider atau dianggap spam.
Cara Naikin Deliverability Rate:
- Buang subscriber yang nggak aktif
Orang yang nggak pernah buka email cuma bikin kamu jatuh di mata ISP. - Aktifkan double opt-in
Biar yang masuk list itu beneran pengen terima email kamu. - Pakai layanan email yang terpercaya
Jangan asal pilih, karena ini nyangkut reputasi kamu juga. - Kirim konten yang bikin mereka buka dan klik
Kalau engagement tinggi, ISP juga makin percaya sama kamu.
Deliverability tinggi = email kamu sampai tujuan, dan kamu makin deket sama subscriber.
12. Spam Report Rate
Rumusnya:(Jumlah laporan spam ÷ email yang terkirim) × 100
Spam report rate itu bilangin kamu berapa persen subscriber yang ngasih label email kamu sebagai spam. Kalau angka ini naik, bye-bye deliverability, email kamu bakal susah nyampe inbox.
Cara Nurunin Spam Report Rate:
- Bikin tombol unsubscribe gampang dicari
Kalau susah, orang bakal stres dan klik “spam” daripada cari tombol unsubscribe. - Rajin bersihin daftar email kamu
Subscriber yang nggak aktif atau nggak tertarik mending dihapus aja. - Kasih catatan di footer
Ingatkan mereka, “kamu terima email ini karena daftar di www.websitemu.com.” Biar nggak bingung dan nyepam. - Kirim email rutin
Biar mereka ingat kamu dan nggak asal klik spam.
Pokoknya, jaga spam report rate di bawah 0.10%, biar email kamu tetap dihargai dan nyampe ke orang yang bener-bener mau.
Penutup
Kalau kamu cuma ngintip jumlah subscriber doang, kamu kelewat banyak info penting. Pantau metrik ini biar kamu bisa ngatur strategi email marketing yang nggak asal-asalan, tapi bikin kamu tumbuh.
Tinggalkan komentar