7 Strategi Segmentasi Email dan Cara Melakukannya

Bikin strategi segmentasi email yang pas buat bisnismu, biar sampai ke orang yang tepat, hasilnya juga maksimal.

Dapatkan notifikasi ke email kamu setiap kali ada tulisan baru. GRATIS.

Subscription Form

Siapa sih yang nggak suka merasa “dilihat” alias diperhatikan? Makanya, email personal dari brand favorit kamu, kayak Starbucks Birthday Rewards, bener-bener nyentuh hati, kan?

Rahasianya adalah email segmentasi.

Kedengeran ribet? Tapi tenang, di artikel ini aku bakal tunjukin gimana cara gampang nge-segment audiens pakai berbagai kriteria, plus gimana bikin semuanya jadi super simpel dan lancar.

Apa Itu Segmentasi Email ?

Gampangnya, ini cara kita ngelompokkin subscriber email ke dalam grup-grup berdasarkan kriteria tertentu. Jadi, kamu bisa kirim email yang nyambung banget sama kebutuhan tiap grup.

Misal, ada subscriber yang baru banget kenal topik kamu, kamu bisa kirim ebook pemula gratis dan kasih mereka email berantai buat ngenalin dasar-dasarnya. Biar mereka percaya dan ngerasa kamu jago di bidang itu.

Nah, kalau ada subscriber yang udah paham banget, kamu kasih mereka ebook yang lebih ‘mahal’ ilmunya, terus masukin mereka ke rangkaian email yang akhirnya ngenalin produk premium kamu.

Kenapa harus bikin segmentasi email list?

Sederhananya, segmentasi bikin kamu bisa kirim konten yang pas banget sama kebutuhan tiap orang di list kamu. Hasilnya? Mereka jadi percaya sama kamu, lebih engaged, dan, yang paling penting lebih sering beli atau klik.

Kalau kamu ngirim email ke semua orang tanpa bedain minat, bisa-bisa malah bikin mereka kabur alias unsubscribe.

Strategi segmentasi yang oke itu biasanya ngelacak siapa yang klik link kamu, terus kamu kirim email khusus buat mereka, ngingetin tentang detail penting, FAQ, atau apapun yang bikin mereka makin yakin buat deal.

Kirim email ke yang memang tertarik itu bukan cuma langkah bisnis cerdas, tapi juga bikin kamu keliatan kayak manusia beneran, bukan robot spammer.

Bonus nih, lima manfaat segmentasi:

  1. Naikin conversion rates
    Konten yang relevan bikin mereka betah dan siap beli atau klik.
  2. Bikin open rates naik
    Inbox orang udah penuh, tapi kalau kamu ngasih yang mereka suka, mereka bakal buka email kamu.
  3. Kurangi unsubscribe
    Orang yang nggak cocok sama konten kamu bakal keluar, sisanya yang bener-bener pengen baca.
  4. Hindarin spam filter
    ISP seneng kalau subscriber kamu sering buka dan engage, jadi email kamu nggak nyangkut di folder spam.
  5. Lebih ngerti audiens
    Segmen bikin kamu paham masalah dan keinginan mereka lebih dalam, karena kamu harus ngumpulin data dulu.

Gampangnya, segmentasi itu kayak ngajak ngobrol yang pas sama orang yang tepat. Simple tapi powerful!

Data penting dalam email list

Kalau mau segmenin list dengan jitu, kamu butuh dua jenis data ini:

  • Data demografis
    Ini soal info dasar kayak umur, lokasi, bahasa, etnis, penghasilan, sampai status pernikahan. Jadi kamu tahu siapa mereka secara garis besar.
  • Data perilaku
    Ini yang seru! Kamu ngintip gimana mereka “jalan-jalan” di funnel kamu.
    Misalnya, mereka daftar dari mana? Form opt-in? Landing page? Dapet freebie apa? Terus, mereka beli produk atau enggak, halaman web mana yang mereka kunjungi, atau ikut webinar tertentu nggak?

Gabungan kedua data ini bikin kamu paham banget siapa audiens kamu, terus bisa bikin grup yang relevan sesuai kebutuhan, minat, dan keadaan mereka.

7 strategi segmentasi email

Kita udah kumpulin beberapa ide segmen praktis buat list email kamu. Ini dia 11 cara buat kamu pisahin subscriber sesuai kebutuhan mereka:

1. Customer Journey Point

Ini artinya, di tahap mana sih subscriber kamu sekarang dalam perjalanan mereka sebagai pelanggan? Tau posisi ini penting biar kamu ngerti seberapa paham dan terlibat mereka sama topik kamu.

Cara pakainya:

Di email pembuka, tanyain mereka masalah utama yang lagi dihadapi. Kasih beberapa pilihan yang bisa mereka klik sesuai masalah mereka.

Gillian Perkins contohnya, dia kasih opsi ini di email sambutannya.

Setelah itu, kamu bisa pakai link triggers, jadi kalau subscriber klik link tertentu, mereka otomatis masuk ke segmen yang sesuai.

Nah, dari situ gampang banget buat masukin mereka ke sequence email yang pas dan tawarin produk yang bisa bantu selesaikan masalah mereka.

2. Produk atau layanan yang sudah mereka beli

Kalau kamu pakai platform ecommerce pihak ketiga, bikin label kayak “Beli: Nama Produk” untuk tiap produk. Kalau pelanggan beli, tinggal kasih label itu deh.

Cara pakai segmentasi ini:

  • Jangan ganggu mereka dengan email jualan produk yang sama lagi, mereka udah punya kok.
  • Tebak produk lain yang mereka mungkin suka, terus pakai link trigger buat masukin mereka ke sequence yang nawarin produk pelengkap.

Jadi email kamu tetap relevan dan nggak bikin subscriber bosen.

3. Minat tapi belum beli

Kadang, orang tertarik sama produk kamu, tapi nggak jadi beli karena ragu, lagi nggak ada dana, atau butuh info lebih lengkap. Nah, segmentasi ini cocok banget buat mereka.

Cara pakai:

Bikin segmen khusus yang kamu kasih nama “Minat.” Kalau mau lebih spesifik, misal “Minat: Coaching Grup” kalau mereka klik link program coaching kamu.

Kirim email yang nanya, “Apa sih yang bikin kamu ragu?” Nah, ini juga cara dapetin email abandoned cart yang ampuh, kayak yang Gillian Perkins lakuin pas aku klik link kursusnya.

Trik lainnya,

  • Beri tag “Beli Coaching” buat yang udah bayar, dan tag “Klik Link Coaching” buat yang cuma klik link.
  • Terus buat segmen yang isinya “Klik Link Coaching” tapi exclude yang udah “Beli Coaching.” Follow up deh mereka yang masih on the fence.

Jadi kamu tetap nyambung sama yang minat tanpa ganggu yang udah beli!

4. Customer yang sering rekomendasiin kamu

Punya pelanggan yang doyan banget nyebarin nama kamu ke orang lain? Wah, mereka itu harta karun, nih! Kasih tag khusus buat mereka biar gampang dikenali.

Tools kayak SparkLoop bisa bantu kamu tahu siapa yang jadi “brand ambassador” kamu.

Cara pakai:

Gunakan mereka sebagai tester produk baru duluan. Buat mereka makin semangat nyebarin, kasih hadiah kayak diskon, free trial, atau bahkan bikin sistem affiliate khusus buat mereka.

Pokoknya, rawat mereka baik-baik karena mereka adalah tim marketing terbaikmu tanpa harus kamu bayar mahal!

5. Dari mana sih mereka kenal kamu?

Tahu dari mana subscriber pertama kali daftar itu penting banget. Mereka nemu kamu lewat podcast? Video? Guest post? Giveaway? Itu semua ngasih clue tentang konten kayak apa yang mereka suka dan cara mereka konsumsi info.

Cara pakainya:

Kalau mereka datang karena podcast kamu, dorong produk atau konten yang masih nyambung sama tema podcast itu.

Kalau mereka datang dari guest post, kamu bisa bikin konten atau produk yang relevan dengan blog tempat kamu nulis. Bahkan, bisa jadi peluang buat kerja sama lagi atau jangkau blog sejenis lainnya.

Gali asal-usul mereka, lalu kasih mereka yang mereka mau.

6. Pelanggan saat ini

Begitu ada subscriber yang beli produk kamu, langsung aja kasih tag “customer.” Ini sinyal kuat: mereka udah percaya sama kamu dan kemungkinan besar mau beli lagi.

Beda banget lho antara orang yang “minat doang” sama yang udah “beli beneran.” Yang minat, perlu dideketin dulu, dikasih konten edukatif, bonus gratisan, ajak ngobrol. Tapi yang udah beli? Kamu bisa langsung kasih penawaran lebih spesifik tanpa perlu basa-basi panjang.

Cara pakainya:

Misal mereka udah beli kursus “Cara Pakai Tepung Gluten-Free buat Baking,” kamu bisa langsung masukin mereka ke sequence penawaran kursus lanjutan kayak “Bikin Roti Gluten-Free.”

Udah pas target, dan lebih gampang closing-nya.

7. Rayain ulang tahun subscriber

Siapa sih yang nggak senang diingat pas ulang tahunnya? Bahkan ucapan kecil aja bisa bikin hari mereka jadi lebih spesial.

Nah, kamu bisa manfaatin momen ini buat kirim ucapan manis, diskon spesial, freebies digital, atau penawaran eksklusif yang cuma berlaku pas ulang tahun mereka.

Cara pakainya:

Kumpulin tanggal lahir subscriber saat mereka daftar (bisa pakai form opt-in). Lalu kamu bisa bikin segmen per bulan berdasarkan tanggal lahir mereka.

Simpel, Tapi efeknya bisa bikin subscriber kamu makin lengket.

Penutup

Segmentasi itu kunci supaya email kamu nggak cuma ‘noise’ di inbox, tapi benar-benar berdampak. Kita nggak mau capek-capek nulis email tapi nggak ada yang merespon.

Tinggalkan komentar

Butuh Website?

Yuk ngobrol dulu. Nggak harus langsung mulai, kita bisa diskusi ringan dulu buat tahu apa yang paling pas untuk bisnis kamu.

gambar call to action