Sebagai email marketer, tugas kamu bukan cuma bikin email keren, tapi juga pastiin email itu sampai dan dibuka. Tapi faktanya, nggak semua email sukses mendarat mulus di inbox. Kadang malah mental alias bounce sebelum sempat dibaca.
Nah, di panduan ini, kita bakal kupas tuntas kenapa email bisa bounce, gimana cara mencegahnya, dan trik jitu buat nurunin bounce rate. Tujuannya biar email kamu makin nendang, jangkauannya maksimal, dan hasil marketing-nya makin cuan.
Apa itu email bounce?
Gampangnya, email bounce itu kayak surat yang balik lagi ke pengirim karena alamatnya nggak valid. Jadi, pas kamu kirim email dan ternyata nggak nyampe ke penerima, sistem bakal ngirimin notifikasi ke kamu, lengkap dengan alasan kenapa email itu gagal mendarat.
Bounce rate itu apa sih?
Bounce rate adalah persentase email yang gagal terkirim dibanding total email yang kamu kirim. Misalnya kamu kirim 1000 email, tapi 100 mental, artinya bounce rate kamu 10%. Idealnya di bawah 2% ya, supaya performa email kamu tetap kece.
Kenapa harus peduli?
Bounce rate yang tinggi bikin reputasi domain dan IP kamu jeblok. Email kamu bisa dianggap nggak terpercaya, bahkan bisa langsung dibuang ke folder spam tanpa permisi. Jadi, makin rendah bounce rate kamu, makin besar peluang email kamu dibaca dan menghasilkan aksi.
Intinya, jangan anggap sepele email yang mental.
Cara mengenali email yang mental (alias bounce-back)
Kalau kamu tiba-tiba dapet notifikasi dari layanan email setelah ngirim pesan, terus isinya kayak:
“Oops, alamat email ini nggak ada.”
Nah, selamat — itu tandanya email kamu bounce alias mental.

Biasanya, sistem email bakal kasih kamu pesan otomatis yang isinya alasan kenapa email kamu gagal nyampe. Contohnya? Alamat email yang salah ketik, akun udah nggak aktif, atau domain-nya udah punah.
Layanan kayak Gmail bahkan suka kasih saran buat bantu kamu perbaiki masalahnya. Jadi, jangan langsung panik — cukup cek isi notifikasinya, dan kamu bakal tahu langkah selanjutnya.
Jenis Email Bounce yang Wajib Kamu Tahu
Kalau email kamu sering mental alias bounce, yuk kenalan dulu sama tiga jenisnya. Soalnya beda masalah, beda juga cara ngatasinnya.
1. Soft Bounce
Ini mental yang masih bisa diajak kompromi. Ini mental karena masalah sementara, kayak:
- Inbox penerima penuh
- Server lagi down
- Kamu kirim attachment terlalu gede
- Mereka lagi liburan (dan autoresponder aktif)
Tenang, biasanya ini bisa pulih sendiri. Tapi kalau berkali-kali mental juga, ya… pikir ulang buat tetap ngirim.
Solusinya coba kirim ulang nanti, siapa tahu situasi udah balik normal.
2. Hard Bounce
Nah ini serius. Biasanya karena:
- Alamat email nggak valid
- Domain penerima udah nggak aktif
- Email kamu ke-detect spammy (banyak link aneh, bahasa promo lebay)
Kalau udah hard bounce, jangan ngotot. Hapus aja email itu dari daftar kamu. Makin sering hard bounce, makin besar kemungkinan kamu kena blacklist. Serem, kan?
3. Blacklisted Email
Ini kayak red flag. Artinya domain atau IP kamu udah masuk daftar hitam karena dianggap spam. Biasanya karena:
- Bounce rate tinggi
- Banyak spam complaint
- Kirim email ke database yang nggak jelas
Hasilnya email kamu bisa langsung dibuang sebelum sempat dibaca.
Solusinya cek reputasi domain kamu, bersihkan daftar email, dan jangan spammy ya.
Cara ceknya gunakan tools kayak Spamhaus, Spamcop, atau Mxtoolbox buat lihat reputasi domain/IP kamu.
Tips dari aku:
- Kirim email ke daftar yang bersih dan aktif
- Hindari konten yang terkesan spam
- Pantau statistik email kamu secara rutin
Ingat, lebih baik sedikit tapi nyampe, daripada banyak tapi mental semua!
Kenapa sih email kamu bisa mental (bounce)?
Tenang, aku kasih tahu alasannya, biar kamu bisa cepat perbaiki dan nggak asal nebak-nebak.
Kalau kamu dapat notifikasi email bounce, artinya ada masalah waktu ngirim. Tapi jangan panik, biasanya penyebabnya bisa langsung dilacak dari pesan error-nya.
Plus, kalau kamu pakai Email Service Provider (ESP), mereka biasanya udah sediain tools buat cek status email dan cari tahu akar masalahnya.
Berikut beberapa penyebab umum kenapa email kamu bisa mental:
Kesalahan alamat email
Biasanya, ini kejadian karena alamat yang kamu tuju nggak valid, udah kedaluwarsa, atau… emang nggak pernah ada. Bisa karena typo (kayak nulis gmial.com
), atau kamu pakai daftar email lama banget yang udah nggak aktif.
Penyebab umum:
- Kamu pakai email yang belum diverifikasi
- Kamu beli daftar email (jangan, ya!)
- Emailnya salah ketik
- User-nya udah pindah kantor dan email-nya dimatiin
- Atau… user-nya sengaja kasih email palsu demi freebie
Contohnya: Kamu dapat bounce-back dengan pesan “email address does not exist”. Fix-nya gimana?
Cara benerinnya:
- Gunakan double opt-in
Biar kamu tahu kalau email yang masuk emang aktif dan orangnya benar-benar mau terima email dari kamu. Jadi nggak cuma asal masukin email. - Jangan pernah beli email list.
Selain nggak etis, tingkat bounce-nya tinggi banget dan bisa bikin IP kamu masuk blacklist. Ibaratnya, kamu lempar brosur ke orang yang nggak minta dan malah ditendang keluar dari komplek.
Ingat, kualitas > kuantitas. Mending punya list kecil tapi aktif, daripada besar tapi penuh email zombie.
Inbox penuh
Kadang bukan salah kamu, tapi inbox si penerima yang udah kekenyangan. Setiap email provider punya batas penyimpanan. Kalau udah full, ya… gak bisa nerima email baru. Jadi email kamu mental deh.
Kamu bakal dapet pesan bounce-back yang intinya bilang: “Mailbox full, coba lagi nanti.”
Cara benerinnya:
- Tenang, ini termasuk soft bounce. Biasanya bakal beres sendiri setelah si penerima bersihin inbox-nya.
- Tapi… kalau kamu ngirim email yang ukuran filenya jumbo (misal banyak gambar atau attachment segede dinosaurus), itu juga bisa bikin email mental.
Solusi cepat:
- Atau pakai link Dropbox, Google Drive, dan sejenisnya
- Kompres file-nya
- Kirim jadi beberapa email kecil
Email kamu diblokir
Kadang email mental bukan karena salah kamu, tapi karena server penerima (biasanya kantor, sekolah, atau instansi pemerintah) ngeblokir IP dari luar buat alasan keamanan. Jadi ya, email kamu dianggap tamu tak diundang.
Kamu bakal dapet notifikasi kayak: “Message blocked.”
Intinya: kamu gak lolos satpam digital mereka.
Cara benerinnya:
Hubungi orangnya lewat cara lain dulu, telepon, WA, DM, atau bahkan asap sinyal kalau perlu. Lalu minta mereka buat tambahkan alamat email kamu ke daftar ‘safe sender’.
Karena kadang, biar bisa masuk inbox orang, kita butuh “izin masuk tamu” dulu.
Auto-response nyala
Kadang kamu dapet balasan otomatis kayak “Saya lagi cuti, balik nanti ya”—ini bukan bounce, cuma si penerima lagi off dan email kamu sebenarnya sudah sampai dengan selamat.
Biasanya balasannya kayak gini: “Saya lagi libur, bakal balas pas balik.” Jadi santai aja, email kamu aman kok.
Cara ngatasinnya?
Kalau email kamu belum dibaca lama banget, ya cuma bisa sabar nunggu dia balik dan buka inboxnya.
Tapi kalau auto-reply ini sering muncul dari kontak yang sama, bisa jadi mereka sudah gak tertarik sama email kamu. Mending hapus aja kontak itu biar list kamu tetap bersih dan efektif.
Masalah di server penerima
Kadang email kamu gak sampai karena server penerimanya lagi rewel, bisa crash, maintenance, atau kelebihan beban. Kadang ini bikin email kamu soft bounce (nanti sampai) atau hard bounce (gak sampai sama sekali).
Cara ngatasinnya?
Coba kirim ulang email itu beberapa kali. Kalau setelah beberapa kali gak nyampe juga, mending hapus alamat itu dari list kamu biar gak buang-buang waktu dan tenaga.
Faktor lain yang bikin email kamu bounce
Kalau seseorang udah gak pengen nerima email kamu lagi, dia bisa block atau tandai email kamu sebagai spam. Kalau sudah diblock, kamu bakal dapat notifikasi kalau email kamu gak bisa dikirim.
Selain itu, masalah juga bisa muncul dari IP address kamu yang “bermasalah” atau hal-hal misterius lain.
Cara ngatasinnya?
Pantau terus IP kamu, dan kalau ada yang aneh, segera beresin. Jangan lupa, hapus juga email yang sering bounce dari daftar kamu supaya gak bikin reputasi kamu jelek. Dengan begitu, email marketing kamu bisa jalan mulus tanpa banyak hambatan!
Cara Turunin Bounce Rate Email
Pantau terus email yang sering bounce, dan kalau ada yang nyantol terus, langsung sikat aja dari daftar kamu. Ikuti trik-trik jitu biar email kamu nyampe dengan mulus, dan kampanye kamu makin sukses tanpa hambatan!
1. Rajin-rajin bersihin email dan re-engage
Cek dan buang alamat email yang sudah gak aktif, typo, atau sering bounce (lebih dari 3-5 kali). Jangan biarin yang gak pernah buka atau klik email kamu numpuk juga. Bisa minta mereka konfirmasi ulang (opt-in) biar yakin mereka masih mau terima email kamu.
Kalau ada yang mulai ngilang, coba kirim re-engagement campaign yang asyik dan personal biar mereka balik lagi. Intinya, rawat daftar kamu kayak tanaman: perlu perhatian supaya tetap sehat dan tumbuh subur!
2. Pastikan dulu kamu punya izin
Jangan langsung masukin orang ke list email kamu cuma karena mereka daftar, ya! Pastikan dulu kamu punya izin jelas dari mereka—biasanya lewat double opt-in.
Dengan cara ini, kamu cuma kirim email ke yang bener-bener pengen nerima, jadi spam complaint turun dan email kamu gak dianggap nyampah.
3. Kirim email secara rutin
Kalau kamu rajin komunikasi, server email bakal tahu kamu bukan spammer. Jadi, peluang email kamu nyangkut di folder spam jadi kecil, dan email sampai dengan mulus. Intinya, keep in touch biar gak di-blacklist!
4. Kasih subscribers kendali
Gak semua orang mau terima semua jenis email dari kamu. Biar mereka gak buru-buru unsubscribe, kasih pilihan mau email apa aja yang mereka terima, promo, tutorial, event, atau newsletter. Dengan cara ini, mereka senang, kamu juga untung karena daftar email tetap solid!
5. Validasi email kamu
Biar email kamu gak nyasar ke folder spam, penting banget untuk authenticate alias validasi email kamu.
Pakai teknik kayak SPF, DKIM, sama DMARC buat nunjukin ke provider email kalau kamu beneran pengirim yang terpercaya. Ini bikin reputasi kamu makin cakep dan email kamu lebih gampang diterima sama server penerima.
6. Buat segmentasi
Kalau list email kamu makin gede, jangan kirim semua email yang sama ke semua orang, itu resep spam flag! Mending kamu bagi-bagi list berdasarkan siapa yang suka apa, seberapa aktif mereka, usia, atau posisi mereka di funnel kamu.
Dengan segmentasi ini, kamu bisa kirim email yang lebih personal dan relevan. Pakai tools otomatisasi biar makin gampang, dan lihat deh engagement kamu naik sambil bounce rate turun.
Penutup
Email marketing itu nggak gampang, apalagi kalau kamu baru mulai promosi bisnis. Salah satu masalah yang sering bikin pusing: email bounce alias email gagal terkirim. Biasanya karena masalah teknis atau privacy. Ya, bounces itu wajar dan pasti terjadi, jadi jangan stress dulu.
Tapi tenang, kamu bisa kok ngurangin jumlah bounce itu. Caranya rajin cek laporan bounce-mu dan buang email yang nggak responsif dari list kamu. Dengan begitu, email kamu nyampe ke yang bener-bener pengen nerima.
Kalau bounce rate turun, performa kampanye kamu bakal makin oke dan peluang sukses kampanye berikutnya juga makin gede.
Tinggalkan komentar