Website kamu bantuin bisnis… atau malah diam-diam cuma jadi liabilitas?
Kalau tampilannya jadul, loading-nya bikin ngantuk, atau bikin orang bingung mau klik ke mana, bisa jadi ini saatnya kamu upgrade tampilan website.
Apa itu Redesign Website?
Jadi, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan redesign website?
Bayangin kamu lagi makeover rumah, bukan cuma ganti lukisan di dinding, tapi bongkar layout, atur ulang pencahayaan, dan pasang perabot baru biar makin nyaman dan fungsional. Nah, redesign website itu mirip kayak gitu.
Redesign website artinya kita ngulik ulang tampilan, struktur, fitur, sampai isi kontennya. Tujuannya? Biar websitemu makin cepat, mudah dipakai, enak dilihat, dan tentu aja bisa bantu kamu dapetin lebih banyak pelanggan.
Ini beda sama refresh, ya. Kalau refresh cuma sekadar ganti teks atau foto doang, redesign itu lebih serius. Bisa jadi kita ubah cara navigasi, pilih warna baru yang lebih “kamu banget,” atau optimalkan tampilan biar makin kece di HP.
Intinya, kita bikin websitemu kerja lebih baik dan tampil lebih profesional, tanpa bikin pengunjung bingung atau kabur duluan.
Manfaat Redesign Website
Redesign website itu bukan cuma soal ganti baju biar kelihatan kece. Kalau dilakukan dengan benar, hasilnya bisa ngaruh banget ke bisnis kamu. Yuk, intip beberapa manfaatnya:
- Bikin Pengunjung Betah.
Website yang rapi, gampang dinavigasi, dan enak dilihat itu ibarat toko yang terang, bersih, dan ada petunjuk arah di mana-mana. Pengunjung nggak cuma mampir sebentar, tapi juga lebih betah dan mudah nemuin yang mereka cari. - Naikkan Tingkat Kepercayaan.
Kita semua tahu, tampilan itu penting. Website yang kelihatan profesional bakal bikin bisnis kamu juga terlihat serius dan bisa dipercaya. Nggak ada lagi kesan “ini beneran bisnis atau cuma iseng?” - Lebih Disayang Google.
Desain baru biasanya datang dengan kode yang lebih bersih, lebih cepat, dan lebih ramah SEO. Artinya? Website kamu lebih gampang nongol di hasil pencarian. Yes, kita ngomongin trafik organik yang lebih deras! - Konversi Jadi Lebih Nendang.
Dengan CTA (Call-to-Action) yang jelas, desain yang “nunjuk banget”, dan alur yang lancar, peluang pengunjung berubah jadi pelanggan jadi makin besar. Misalnya, dari yang tadinya cuma scroll-scroll, jadi checkout atau isi form. - Update Jadi Lebih Mudah.
Teknologi terus berkembang, dan desain baru biasanya udah dibekali sistem yang user-friendly. Jadi, kamu nggak perlu jadi jago coding buat update konten. Bahkan tim non-teknis pun bisa ikut andil!
Tanda Website Perlu Redesign
Bayangin website kamu kayak toko fisik. Kalau etalasenya berdebu, papan namanya pudar, atau pintunya susah dibuka… kamu pasti mikir dua kali buat masuk, kan?
Nah, website juga gitu.
Padahal bisa jadi produk atau jasa kamu top banget. Sayang banget kalau cuma gara-gara tampilan yang ketinggalan zaman, orang-orang jadi ilfeel duluan.
Jadi yuk, kita bahas 8 tanda jelas kalau website kamu udah waktunya disegarkan. Siapa tahu, ini saatnya kamu upgrade ‘toko digital’ kamu supaya makin menarik buat pengunjung (dan calon pelanggan!).
1. Malu Lihat Web Sendiri
Jujur aja — kamu pernah nggak sih ngerasa malu lihat website kamu sendiri?
Kalau tiap kali buka halaman depan kamu jadi pengen buru-buru tutup tab… itu sinyal kuat banget: saatnya ganti baju digital!
Desain yang kuno, warna yang nggak nyambung, atau layout yang bikin mata lelah tuh bisa bikin website kamu keliatan nggak profesional. Dan kalau kamu aja nggak pede, gimana pengunjungnya?
Solusinya? Bikin layout yang rapi, branding yang konsisten, dan pakai gambar yang niat. Kadang cuma ganti warna dan font aja udah bikin tampilan web kamu jadi keliatan jauh lebih segar.
Ingat, kesan pertama itu penting, bahkan secara digital.
2. Teknologi Usang
Kamu mungkin mikir, “Website-ku masih jalan kok, ngapain diubah?” Tapi hati-hati — meskipun tampak oke di permukaan, teknologi yang ketinggalan zaman bisa menyimpan banyak drama di belakang layar.
Mulai dari website lemot, nggak cocok sama tools terbaru, sampai jadi sasaran empuk hacker karena sistem keamanannya udah jadul.
Dan kalau bisnis kamu makin berkembang, kamu butuh website yang bisa ikut tumbuh. Bukan yang harus dibongkar total tiap kali mau nambah fitur baru.
Dengan upgrade ke teknologi yang lebih modern, kamu bisa:
- Tambah fitur tanpa ribet
- Pakai plugin kekinian
- Bikin web kamu lebih aman dan fleksibel
Jangan nunggu “kenapa-napa” dulu baru repot. Kita perlu benahin sekarang, supaya web kamu siap jalan jauh bareng bisnis kamu.
3. Tampilan Di Mobile Bikin Kesel
Coba buka website kamu dari HP. Scroll sedikit. Geser kanan-kiri. Zoom in-out. Kalau hasilnya bikin kamu geregetan, apalagi pengunjung yang baru mampir?
Sekarang lebih dari separuh orang browsing pakai ponsel. Jadi, kalau tampilan mobile kamu masih “berantakan”, siap-siap aja kehilangan calon pelanggan sebelum mereka sempat klik apa pun.
Solusinya? Desain responsif. Bukan cuma soal tampilan otomatis mengecil, tapi bener-bener nyaman dilihat dan dipakai di layar sekecil apa pun.
- Font-nya harus enak dibaca
- Tombolnya gampang diklik
- Gak perlu zoom buat lihat harga atau isi formulir
Dan ya, jangan cuma andalkan tema yang “katanya” responsif. Biasanya tetap perlu sentuhan manual biar hasilnya maksimal.
Intinya, kalau kamu nggak nyaman pakai websitemu sendiri dari HP, bisa jadi pengunjung juga langsung angkat kaki.
4. Website Kamu Lemot
Bayangin deh, kamu lagi buru-buru cari info tapi websitenya loading kayak siput jalan santai. Kesel, kan? Nah, pengunjung juga sama. Kalau lama, mereka langsung kabur!
Kecepatan loading itu krusial banget. Gak cuma bikin pengunjung betah, tapi juga nambah peluang mereka jadi pelanggan kamu.
Jadi, gimana caranya biar website kamu ngebut?
- Kompres gambar biar gak makan bandwidth berlebihan
- Pakai tema yang keren tapi gak bikin berat
- Pasang plugin caching yang handal
- Buang plugin yang gak perlu, biar gak jadi beban
Perbaiki kecepatan website dan bikin perjalanan pengunjung jadi lancar jadi mereka betah mampir lebih lama.
5. Website Kompetitor Lebih Bagus
Website kompetitormu lebih cakep? Lebih cepat? Lebih enak dilihat? Hmm… mungkin ini saatnya kita upgrade, ya.
Kalau pengunjung mampir ke website mereka dan betah, sementara ke website kamu cuma numpang lewat, kita punya PR besar. Tapi tenang, ini bukan akhir dunia. Justru ini sinyal buat naik level!
Coba aja intip apa yang mereka lakukan lebih baik. Apakah desainnya lebih modern? Navigasinya lebih simpel? Atau mereka punya konten yang bikin orang mikir, “Wow, ini keren!”
Catat hal-hal yang kamu suka dari situs mereka, dan kita pakai itu sebagai inspirasi. Bukan buat nyontek, tapi buat bikin versi kamu yang lebih keren, lebih kamu, dan tentu aja—lebih menarik buat pengunjung.
Ingat, kita gak sedang berlomba jadi sama. Kita mau jadi lebih baik dari sebelumnya.
6. Sulit untuk Update Konten
Kalau setiap kali mau ubah teks atau upload gambar aja rasanya kayak mau naik gunung—ya, itu tandanya website kamu butuh dipermudah.
Ngedit konten seharusnya gak bikin stres. Ganti kata, tambah blog, ubah foto… semua itu idealnya bisa kamu lakukan sendiri, tanpa harus manggil “anak IT” dulu atau baca tutorial 10 halaman.
Makanya aku saranin pakai CMS modern kayak WordPress. Udah terbukti, user-friendly, dan kamu bisa belajar cepet kalau mau coba-coba sendiri.
Mau nambahin produk baru? Tinggal klik. Mau ubah kata sambutan? Gak perlu ngoding.
Dan kalau kamu tetap pengen serahkan urusan update ke orang lain, gak masalah juga. Tapi enak kan kalau sewaktu-waktu kamu bisa update konten sendiri.
7. Konten Kamu Kurang Menarik
Website kamu bisa aja tampil kece abis—tapi kalau isinya gak “ngena”, pengunjung cuma mampir… lalu kabur.
Copy (alias tulisan di website kamu) harus bisa ngajak orang buat ngelakuin sesuatu. Entah itu klik tombol “Konsultasi Gratis”, isi form, atau langsung beli.
Kalau yang terbaca malah datar dan gak bikin penasaran, ya jangan heran kalau gak ada yang gerak. Kita perlu ubah gaya nulisnya. Fokus ke manfaat, bukan sekadar fitur.
Pikirin, apa sih masalah yang mereka hadapi dan gimana kamu bisa bantu? Terus kasih mereka ajakan bertindak yang jelas. Jangan ragu bilang, “Yuk, ngobrol gratis dulu!” atau “Mulai sekarang juga!”
Ingat, website itu bukan pajangan, tapi alat jualan. Dan tulisan kamu harus bisa membantu kamu mendapat pelanggan.
8. Low Lead Generation
Kalau website kamu udah tayang tapi inbox kamu sepi-sepi aja… hmm, itu pertanda ada yang perlu dibenahi.
Bisa jadi form kontaknya ribet, tombol CTA-nya ngumpet, atau layout-nya bikin orang bingung harus klik apa duluan. Intinya: kalau pengunjung datang tapi gak ada yang nanya-nanya atau isi form, itu alarm halus buat kita untuk mulai mikir redesign.
Website kamu seharusnya kerja kayak sales yang gak pernah tidur—bisa bantu kamu dapet prospek kapan aja. Kalau sekarang belum kejadian, yuk kita rapihin tampilannya, perjelas alurnya, dan pastikan pengunjung tahu harus ngapain selanjutnya.
Jangan biarkan calon klien cuma numpang lewat. Kita bikin mereka betah, paham, dan akhirnya… hubungi kamu.
Fokus Redesign ke yang Paling Ngaruh Dulu
Kalau kamu bingung harus mulai dari mana buat redesign website, santai aja—aku bantu urutin prioritasnya. Gak semua elemen harus digarap sekaligus. Tapi ada yang wajib didahulukan biar hasilnya langsung terasa. Yuk, kita bahas satu per satu:
- Tampilan Visual.
Pertama kali orang buka website kamu, mereka langsung nilai dari tampilannya. Mirip kayak orang ketemu pertama kali—kalau kesan awalnya “meh”, susah buat bikin mereka percaya. Jadi, tampilannya harus rapi, modern, dan mencerminkan kualitas bisnismu. - Copywriting yang Nendang.
Desain keren gak akan banyak membantu kalau isinya garing. Teks kamu harus bisa ngomong langsung ke hati calon klien. Fokus ke manfaat, bukan cuma fitur. Tunjukkan kenapa mereka harus pilih kamu. - Mobile-Friendly, Please!
Lebih dari separuh pengunjung datang dari HP. Kalau tampilan website kamu di layar kecil bikin pusing, ya siap-siap ditinggalin. Desain harus otomatis menyesuaikan ukuran layar. Fleksibel, bukan bikin frustrasi. - Kecepatan Loading.
Website yang lemot itu kayak antrian panjang di kasir—semua orang benci. Kompres gambar, bersihin plugin nggak penting, dan pastikan halaman terbuka dalam hitungan detik. - Teknologi yang Up-to-Date.
Kalau website kamu dibangun pakai teknologi zaman dinosaurus, bisa-bisa malah jadi sasaran hacker. Plus, kamu bakal kesulitan kalau mau tambah fitur baru. Jadi pastikan fondasi teknisnya kuat dan modern. - Kemudahan Update.
Masa cuma mau ganti satu paragraf aja harus nelpon developer? Dengan CMS kayak WordPress, kamu bisa atur sendiri kontennya. Gampang, cepet, dan gak perlu ngerti coding. - Lirik Tetangga Sebelah.
Kalau kompetitor udah tampil kece dan kamu masih pakai desain tahun 2015, kamu tahu apa yang harus dilakukan. Pelajari apa yang mereka lakukan dengan baik dan pakai itu sebagai inspirasi buat jadi lebih baik lagi. - Lead Masuk = Bonus dari Semua Hal di Atas.
Kalau tujuh poin di atas kamu perbaiki, hasilnya? Website kamu bakal mulai kerja keras buat ngumpulin prospek. Jadi kamu bisa fokus ke hal yang lebih besar: ngejalanin bisnis.
Penutup
Kalau dari tadi kamu manggut-manggut baca 8 tanda website butuh upgrade, anggap aja itu alarm halus dari aku buat mulai berbenah melakukan redesign website.
Dengan beberapa perbaikan kunci, kamu gak cuma bikin pengunjung betah, tapi juga punya website yang benar-benar bantu kamu capai target bisnis.
Website modern itu kayak asisten kerja yang gak pernah tidur—selalu standby buat nyambut calon klien, kasih info, dan nunjukin kenapa kamu yang paling tepat buat mereka pilih.
Redesign bukan soal gaya-gayaan. Ini tentang nunjukin ke dunia kalau kamu serius sama bisnismu. Dan kamu siap tampil maksimal, online maupun offline.
Tinggalkan komentar