Dulu, di awal-awal Google Ads muncul, ngatur bidding itu kunci sukses utama. Siapa yang pasang bid paling tinggi, dialah yang menang lelang.
Tapi sekarang udah berubah. Bidding emang masih penting, tapi nggak sepenting dulu, apalagi sejak adanya Smart Bidding. Google sekarang bisa bantu atur bid otomatis, jadi kamu nggak perlu repot mikirin angka yang “pas”.
Fokus kita sekarang harus ke hal-hal yang lebih krusial: struktur akun, isi iklan, landing page, penawaran, dan pemilihan keyword. Itu yang bakal bikin kampanye iklan kamu berhasil atau gagal.
Tapi bukan berarti kamu bisa lupain strategi bidding. Kamu tetap perlu ngerti opsi-opsinya, cara kerjanya, dan kapan harus pakai yang mana.
Apa Itu Bidding di Google Ads?
Saat kamu pasang iklan di Google, iklan kamu nggak langsung tayang begitu aja. Kamu harus “ikut lelang” alias bidding.
Nah, bidding ini intinya tentang seberapa besar kamu mau bayar biar iklan kamu tampil, baik per klik (CPC), per seribu tayangan (CPM), atau berdasarkan aksi lainnya.
Google Ads itu sistemnya kayak pasar lelang digital. Banyak yang rebutan keyword yang sama, tapi cuma iklan yang paling relevan dan “berani bayar” yang bakal nongol paling atas.
Misalnya nih, kamu cari “tukang listrik terdekat.” Bisa jadi ada puluhan bisnis yang pasang iklan dengan keyword itu. Tapi yang muncul cuma tiga. Karena tiga bisnis itu punya kombinasi keyword relevan dan bidding yang cocok.
Makin pintar kamu ngatur strategi bidding dan relevansi iklan, makin besar peluang iklan kamu nongol di tempat strategis.
Cara Kerja Bidding di Google Ads
Setiap kali ada slot iklan kosong di hasil pencarian Google atau di situs partner, Google langsung ngadain “lelang kilat”. Bukan lelang biasa, tapi super cepat, dalam hitungan detik! Nah, bidding adalah tiket kamu untuk masuk ke lelang itu.
Tapi tunggu dulu, yang menang lelang bukan cuma yang bid-nya paling tinggi. Google punya 3 hal yang jadi penentu urutan iklan tampil:
- Max CPC Bid – Seberapa besar kamu rela bayar per klik.
- Quality Score – Seberapa relevan iklan kamu dengan keyword dan landing page.
- Ad Extensions – Seberapa lengkap dan bermanfaat tambahan info di iklan kamu (kayak nomor telepon, link, dll).
Kamu bisa milih strategi bid berdasarkan tujuan kamu:
- Mau banyak klik? Fokus ke CPC.
- Mau banyak tayangan? Fokus ke CPM.
- Mau konversi? Ada strategi bidding otomatis kayak Target CPA atau ROAS.
Kuncinya pahami strategi, sesuaikan dengan tujuan bisnis, dan pantau performa secara rutin.
Jenis Bidding di Google Ads: Manual vs. Smart Bidding
Oke, kita bahas secara singkat dan santai biar kamu cepat paham, karena keputusan soal bidding ini bakal ngaruh banget ke performa iklan kamu.
Waktu kamu bikin iklan baru, Google bakal nanya nih:
“Mau yang auto aja, atau kamu mau atur sendiri bid-nya?”
Apa Itu Manual Bidding?
Sesuai namanya, kamu yang pegang kendali penuh. Kamu sendiri yang atur berapa maksimal biaya per klik (CPC) yang mau kamu bayar, baik per ad group atau bahkan lebih detail lagi, per keyword.
Kalau kamu tipe yang suka kontrol penuh dan rajin mantau dashboard, ini bisa jadi pilihan yang pas. Tapi ya siap-siap juga, karena manual bidding butuh waktu dan perhatian ekstra.
Apa Itu Automated Bidding?
Kalau kamu bilang ke Google:
“Nih tujuanku, tolong aturin bid-nya ya.”
Maka ini yang kamu pilih. Google bakal optimasi bid kamu pakai machine learning, sesuai dengan goal yang kamu tentukan, kayak dapetin lebih banyak klik, tayangan, atau konversi.
Apa Itu Smart Bidding?
Nah, ini adalah versi canggihnya automated bidding.
Smart Bidding fokus ke konversi dan nilai konversi, dan dia kerja real-time setiap kali ada lelang (auction-time bidding).
Beberapa strategi Smart Bidding yang populer:
- Target CPA
- Target ROAS
- Maximize Conversions
- Maximize Conversion Value
- Enhanced CPC (ECPC)
Jadi kalau kamu pengen hasil maksimal tanpa repot ngulik tiap keyword satu-satu, Smart Bidding bisa jadi pilihan terbaik.
Strategi Bidding Google Ads
Strategi bidding Google Ads yang bakal aku jelasin ini bakal bantu kamu makin deket sama tujuanmu.
Tapi ingat, jangan pernah tinggalin iklanmu jalan sendiri tanpa pantauan!
Kamu harus rajin mantau performa iklan. Apalagi kalau kamu upgrade konversi lewat testing landing page, bisa-bisa strategi biddingmu harus langsung diubah.
1. Target CPA Bidding
Ini strategi buat kamu yang pengen dapetin konversi sebanyak-banyaknya dengan biaya per aksi (CPA) yang kamu tentuin. Cocok banget kalau tujuanmu ngejar leads atau sales.
Kelebihan:
- Fokusnya bener-bener buat ngedapetin konversi (jualan, daftar, download app) sesuai target CPA kamu.
- Pakai data tracking konversi biar gak buang-buang klik yang gak nguntungin, jadi lebih hemat.
- Google otomatis atur bid supaya nyampein target CPA kamu.
Kekurangan:
- Butuh budget yang cukup sehat, minimal dua kali lipat dari target CPA kamu per hari supaya strategi ini jalan optimal.
- Kamu gak bisa pasang batas maksimal biaya per klik (CPC) buat tiap kampanye, kecuali pakai portfolio strategy.
2. Target ROAS Bidding
Punya target balik modal alias ROI yang jelas dari iklan kamu?
Kalau iya, Target ROAS ini cocok banget buat kamu. ROAS itu singkatan dari Return On Ad Spend, artinya berapa banyak duit yang kamu dapet balik dari setiap dolar yang kamu keluarin buat iklan.
Misal kamu pengen ROI 7 kali lipat, berarti setiap $1 yang kamu keluarkan, kamu mau dapat $7 balik. Jadi, target ROAS kamu 700%.
Kelebihan:
- Cocok banget buat toko online yang punya banyak produk, biar gak pusing milih produk mana yang harus diandalkan.
- Biar iklan kamu nongol di depan orang yang udah siap beli, bukan cuma iseng.
Kekurangan:
- Kamu harus kasih data yang lengkap ke Google soal omzet produk kamu supaya mereka bisa optimasi bid yang pas.
- Kadang strategi ini bikin kamu jadi ngurangin budget iklan supaya ROAS tetap tinggi, jadi gak fokus ke revenue terbesar.
- Fokusnya cuma di ROAS, bukan di jumlah pendapatan maksimal.
3. Target Impression Share Bidding
Ini strategi yang otomatis atur bid kamu supaya iklan kamu muncul sesuai target “Impression Share” alias seberapa sering iklan kamu tampil dibanding pesaing.
Ada tiga pilihan tempat iklan kamu muncul:
- Paling atas halaman (absolute top)
- Bagian atas halaman (top of page)
- Di mana saja di halaman hasil pencarian Google
Kamu juga bisa pasang batas maksimal biaya per klik (CPC). Tapi hati-hati, kalau batasnya terlalu rendah, bid kamu bisa kalah terus. Kalau gak dibatasi sama sekali, bisa-bisa CPC kamu melambung dan anggaran cepat habis.
Kelebihan:
- Mantap buat brand kamu, supaya iklan selalu nongol dan nge-top terus (target 95% impression share).
- Bikin posisi iklan kamu sesuai keinginan di hasil pencarian.
Kekurangan:
- Bisa mahal banget, tapi belum tentu gampang capai target impression share.
- Gak fokus sama konversi, jadi belum tentu ngasih hasil yang bikin kamu cuan.
4. Maximize Clicks Bidding
Dengan strategi “Maximize Clicks,” Google otomatis atur bid kamu supaya dapetin klik sebanyak mungkin sesuai budget yang kamu punya. Cocok banget kalau performa konversi kamu udah oke dan kamu pengen naikin traffic.
Kelebihan:
- Gampang banget, tinggal pasang dan jalanin aja.
- Biasanya bikin biaya per klik (CPC) turun dan jangkauan iklan kamu makin luas.
- Proses belajar algoritmanya singkat, karena klik itu lebih gampang dapetnya.
- Pilihan paling efisien buat genjot traffic.
Kekurangan:
- Klik yang didapetin bisa jadi kualitasnya kurang oke, gak selalu bawa konversi.
- Strategi ini gak fokus ngejar konversi, cuma klik doang.
5. Maximize Conversions Bidding
Kalau tujuan kamu mau naikin sales atau leads, strategi ini pas banget. Google bakal otomatis atur bid kamu supaya dapetin konversi sebanyak mungkin sesuai budget yang kamu punya dalam sehari.
Kelebihan:
- Bantu kamu capai target konversi lebih banyak.
- Google pintar nyari orang yang kemungkinan besar bakal konversi, terus naikin bid buat mereka.
Kekurangan:
- Kamu gak bisa atur batas maksimal bid, jadi klik bisa mahal banget dan budget bisa cepat habis.
- Google fokus banget buat dapetin konversi sebanyak mungkin, tapi kadang biaya per akuisisi (CPA) bisa melonjak atau return on ad spend (ROAS) turun.
6. Maximize Conversion Value Bidding
Google bakal otomatis atur bid kamu supaya dapetin nilai konversi tertinggi sesuai budget. Dia pakai data dari device, lokasi, waktu, demografi, dan lainnya buat cari CPC terbaik di tiap lelang.
Kelebihan:
- Bantu kamu hasilin revenue tertinggi dari iklan kamu.
- Google fokus cari orang yang kemungkinan besar beli produk dengan nilai tinggi.
Kekurangan:
- Bisa bikin kamu ngeluarin lebih banyak duit, jadi ROAS-mu mungkin nggak setinggi yang kamu harapkan.
- Strategi ini nggak peduli soal jumlah konversi, tapi cuma yang nilai konversinya gede.
7. Manual Cost-Per-Click (CPC) Bidding
Ini strategi di mana kamu pegang kendali penuh, bisa atur bid per keyword atau per ad group. Kalau atur per keyword, kamu bisa set bid paling pas buat tiap kata kunci. Kalau di ad group, semua keyword dapet bid yang sama.
Biasanya cocok buat kamu yang baru mulai, biar bisa ngawasin pengeluaran iklan dengan ketat.
Kelebihan:
- Kontrol penuh soal berapa kamu mau bayar per klik.
- Kamu cuma bayar maksimal bid yang kamu set, seringnya malah bisa lebih murah.
Kekurangan:
- Butuh waktu, tenaga, dan pengalaman buat terus update bid biar hasilnya maksimal.
- Laporan yang didapet kurang detail dibanding otomatis.
- Gak bisa pakai kecerdasan Google buat cari calon pelanggan yang paling potensial.
Oh iya, catatan penting: kalau kamu set bid di keyword, itu bakal override bid di ad group ya.
8. Enhance CPC
Enhanced CPC itu semacam jalan tengah antara manual dan otomatis. Jadi, kamu masih bisa atur bid awal sendiri, tapi Google bakal bantu “naikin tawaran” pas ada peluang konversi lebih tinggi—pakai data historis dan machine learning. Ibaratnya, kamu nyetir, tapi Google jadi navigator yang bantu kasih arah terbaik biar kamu nggak nyasar (dan tetep hemat bensin!).
Kelebihan:
- Kamu tetap bisa atur bid awal, tapi juga dapet bantuan teknologi pintar dari Google.
- Bisa dapet konversi lebih banyak tanpa nambahin anggaran.
- Semua penyesuaian bid-nya didasarkan pada data performa kamu sebelumnya, nggak asal nebak.
Kekurangan:
- Kamu ngasih sedikit kontrol ke Google, jadi nggak 100% pegang kemudi.
- Wajib punya conversion tracking yang aktif, kalau nggak, ya nggak jalan.
- Ada kemungkinan biaya sedikit over kalau Google “ngerasa” ini klik bakal convert banget.
Cocok buat kamu yang pengen efisiensi tapi belum siap 100% lepas kendali ke strategi bidding otomatis penuh.
9. Viewable CPM (Cost per 1,000 Impressions) Bidding
Strategi ini khusus buat kamu yang main di Display Network dan lagi ngejar brand awareness. Jadi, kamu bakal dikenakan biaya setiap 1.000 kali iklanmu tampil dan benar-benar kelihatan (bukan cuma ngintip dari bawah layar).
Dulu, kamu bisa bayar 1.000 tayangan meski iklanmu nongolnya cuma seupil di bawah layar. Sekarang, Google cuma ngitung tayangan yang viewable, alias iklan yang bener-bener muncul dan kelihatan sama user.
Kelebihannya:
- Cocok banget buat ningkatin awareness brand.
- Biayanya lebih bisa diprediksi.
- Kamu cuma bayar kalau iklan kamu beneran dilihat, bukan cuma numpang lewat.
Kekurangannya:
- ROI bisa rendah kalau tampil di situs dengan traffic kecil.
- Bukan strategi yang pas kalau kamu lagi fokus ngejar konversi atau penjualan.
10. Target CPM (Cost per 1,000 Impressions) Bidding
Target CPM itu strategi bidding buat kamu yang main di YouTube ads, bukan Display lagi ya (Google udah geser).
Di sini, kamu bakal bayar rata-rata biaya yang kamu siapin buat tiap 1.000 tayangan iklan, bukan maksimum, tapi target rata-rata yang nyaman buat dompet kamu.
Intinya, kamu bayar karena iklan kamu ditampilkan, bukan karena ditonton sampai habis.
Kelebihannya:
- Iklan kamu bisa tampil ke sebanyak mungkin orang baru—pas banget buat ningkatin brand awareness.
Kekurangannya:
- Sayangnya, kamu tetap bayar walau iklan kamu cuma numpang lewat dan langsung di-skip—bisa jadi banyak budget yang kebuang percuma.
Penutup
Strategi bidding di Google Ads itu ibarat setirnya kampanye iklan kamu, kalau kamu pilih yang tepat, arah tujuan bisnis bakal lebih cepat sampai. Mau irit budget? Kejar konversi? Atau cari visibility maksimal? Semua bisa, tinggal sesuaikan sama goal kampanye kamu.
Mulai dari manual CPC, target CPA, sampai target ROAS, masing-masing punya fungsi dan keunggulannya sendiri.
Tinggalkan komentar