Bikin landing page tanpa pakai riset dan strategi yang matang, yang ada kamu buang waktu, tenaga, dan biaya yang seharusnya bisa dipakai buat hal lebih penting dalam pemasaran.
Setiap elemen di landing page tuh punya tugas: bikin calon pembeli makin paham, makin yakin, dan makin kepengen beli. Kalau disusun dengan tepat, landing page bisa jadi mesin konversi yang nendang!
Nah, di sini aku bakal bantu kamu bongkar satu per satu elemen penting dan struktur ideal biar landing page kamu.
3 Poin Penting Landing Page
Sebelum kamu buru-buru bikin landing page, ada baiknya kita ngobrol dulu soal 3 poin penting yang bakal nentuin apakah landing page kamu bisa narik perhatian atau malah jadi zonk. Yuk, bahas satu per satu:
1. Copywriting yang Nendang
Yes, copywriting lagi dan lagi. Kenapa? Karena copywriting itu ibarat “mulut” dari landing page kamu. Dia yang bakal ngobrol sama calon pembeli lewat kata-kata yang bisa bikin mereka mikir, “Eh, menarik juga ya…”
Tanpa copy yang tepat sasaran bisa-bisa orang cuma scroll lewat tanpa baca apapun. Jadi, pastikan kata-kata di landing page kamu nggak cuma enak dibaca, tapi juga bisa jualan!
2. Konten yang Bikin Klik
Cuma tulisan doang? Garing.
Kamu butuh visual — entah itu foto kece, video singkat, atau animasi ringan — biar audiens bisa “ngerasain” produknya.
Misalnya kamu jual hijab, jangan cuma cerita soal bahannya adem dan warnanya pastel… tunjukin dong! Kasih lihat detailnya lewat konten visual yang menarik.
3. Desain yang Bikin Betah
Faktanya: otak kita lebih cepat nangkep gambar daripada teks. Jadi, desain landing page kamu tuh punya power gede buat bikin orang berhenti scroll dan mulai baca.
Desain yang berantakan bisa bikin orang langsung cabut. Tapi desain yang clean, profesional, dan enak dilihat? Itu yang bikin mereka mau lanjut sampai akhir, bahkan klik tombol beli.
Struktur Landing Page yang Terbukti Efektif
Nggak ada struktur landing page yang saklek harus begini atau begitu. Tapi, ada satu pola yang terbukti sering dipakai dan cukup efektif buat banyak bisnis, termasuk bisnis kamu (asal disesuaikan ya).
Setiap bisnis punya gaya dan kebutuhan masing-masing. Jadi struktur ini bisa aja cocok buat kamu, tapi belum tentu manjur buat teman kamu yang jualan produk berbeda.
Yang penting, kamu ngerti elemen-elemennya dulu. Nanti tinggal kamu sesuaikan, mau ditambahin, dikurangin, atau dimodif biar nyatu sama karakter brand kamu.
1. Headline dan Sub-Headline
Oke, bagian paling atas dari landing page kamu itu ibarat pintu depan toko, kalau tampilannya biasa aja, siapa yang mau masuk? Nah, di sinilah peran headline.
Headline itu tugasnya menarik perhatian. Harus singkat, jelas, dan bikin orang langsung paham, “Oh ini yang gue cari!” Biasanya ditulis dengan huruf gede dan tebal biar langsung “nendang”.
Tepat di bawahnya, kamu pasang subheadline. Isinya tentang penjelasan singkat, manfaat, atau nilai yang bakal didapat kalau mereka lanjut baca (atau beli).
Jadi, kombonya kayak gini:
Headline: “Solusi Kulit Glowing Tanpa Ribet”
Subheadline: “Cukup 7 hari, kulitmu lebih cerah dan sehat dengan serum X”
2. Social Proof
Social Proof itu bahasa gampangnya: “Eh, produk ini udah dipake banyak orang lho!”, dan itu penting banget buat bikin calon pelanggan merasa yakin.
Kenapa? Karena orang cenderung percaya kalau orang lain udah nyoba duluan dan puas.
Social proof bisa kamu tampilkan dalam bentuk:
- Testimoni pelanggan
- Review bintang ⭐⭐⭐⭐⭐
- Jumlah pengguna (“Dipakai lebih dari 10.000 orang”)
- Logo brand yang pernah kerja sama
- Atau pendapat dari expert/influencer
Kalau kamu belum punya klien besar, nggak masalah! Tampilkan review dari pengguna nyata dan rating mereka. Intinya, tunjukin bahwa produk kamu bukan sembarang produk. Udah terbukti, udah dicoba, dan layak buat mereka juga.
3. Masalah dan Solusi
Nah, ini penting banget: kadang orang nggak sadar kalau mereka lagi punya masalah, dan di sinilah tugas kita dimulai.
Kamu perlu bantu mereka “ngeh” dengan masalah yang lagi mereka alami. Caranya? Bikin mereka membaca dan mikir, “Lho, ini banget yang aku rasain!”
Kamu bisa ceritain masalahnya lewat cerita singkat atau list yang gampang dibaca. Yang penting, mereka merasa relate.
Setelah itu, baru deh kamu tunjukin bahwa produk atau layanan kamu adalah solusi yang mereka butuhkan.
Sederhana: kamu bantu mereka sadar, lalu kamu hadir dengan jawaban yang mereka cari.
Tapi ingat, jangan karang masalah yang nggak nyambung. Fokus ke masalah yang memang real dan sesuai dengan apa yang kamu tawarkan. Kita mau bantu, bukan bikin bingung.
4. Deskripsi Singkat Bisnis
Punya cerita menarik soal bisnis kamu? Boleh banget kamu ceritain sedikit di sini, asal nggak kepanjangan, ya.
Cukup tulis singkat aja siapa kamu, apa yang kamu tawarkan, dan apa nilai plus dari bisnismu. Misalnya, pengalaman bertahun-tahun, ratusan klien puas, atau visi keren yang kamu pegang dari awal.
Tapi ini opsional, kok. Kalau kamu rasa nggak penting-penting amat, bisa dilewati.
Intinya, kalau kamu mau masukin bagian ini, pastikan singkat, jelas, dan punya nilai tambah. Jangan sampai orang kabur karena harus baca “cerpen” sebelum tahu kamu jual apa.
5. Manfaat Produk/Layanan
Oke, kamu udah kasih tahu kalau produkmu itu solusi dari masalah mereka. Tapi… yakin mereka langsung beli? Belum tentu.
Nah, di sinilah kamu perlu kasih “bumbu penguat” berupa manfaat dan kelebihan produk/jasa kamu. Ini bagian yang bisa bikin calon pelanggan makin mantap dan nggak mikir dua kali buat ambil keputusan.
Contohnya: kamu nawarin jasa kelola akun Instagram bisnis. Jangan cuma bilang “kami akan bantu kelola IG-mu,” tapi kasih tahu manfaat nyatanya. Misalnya, konten jadi lebih menarik, branding jadi lebih kuat, dan akunmu makin dilirik customer.
Intinya, tunjukin kenapa produk/jasamu bukan cuma bagus, tapi penting banget buat mereka. Bikin mereka mikir, “Wah, ini sih gue banget.”
6. Testimoni Positif Pelanggan
Jujur aja ya, kadang orang lebih percaya omongan orang lain daripada omongan kita sendiri sebagai penjual. Nah, di sinilah testimoni punya peran penting.
Kita bisa bilang produk kita bagus, tapi begitu calon pelanggan lihat ada orang lain yang udah pakai dan puas… boom! Kepercayaan langsung naik.
Sama kayak kamu belanja di marketplace. Pasti selain lihat deskripsi dan harga, kamu cek juga testimoni dan ratingnya, kan?
Enaknya punya landing page? Kamu bisa pilih testimoni terbaik buat ditampilkan. Bisa dalam bentuk screenshot chat, review bintang lima, atau versi desain kece yang bisa kamu susun sendiri.
Intinya, biar mereka nggak cuma percaya sama kata-kata kamu, tapi juga percaya karena ada bukti nyata dari pelanggan lain yang udah ngerasain manfaatnya.
7. Foto atau Video Produk/Layanan
Kamu jualan? Tunjukin dong barangnya! Jangan cuma kasih kata-kata manis aja.
Masukin foto atau video produk kamu ke landing page. Ini penting banget biar calon pembeli bisa lihat wujud asli barangnya. Ambil dari feed Instagram kamu juga boleh, atau dari foto-foto yang udah ada di marketplace.
Kalau kamu jual jasa, jangan mau kalah. Tampilkan hasil kerja kamu, misalnya kamu jasa dekor nikahan, tampilkan hasil dokumentasi yang kece-kece itu biar calon klien langsung percaya sama kualitas kerja kamu.
Ingat ya, orang itu lebih mudah percaya kalau udah lihat bukti nyata. Jadi pastikan visualnya menarik, jelas, dan bikin pengunjung bilang, “Wah, aku mau coba juga!”
8. Penawaran Khusus
Siapa sih yang bisa nolak promo? Diskon, bonus, atau garansi, selalu berhasil bikin orang mikir dua kali buat langsung beli.
Kalau kamu punya penawaran spesial, misalnya potongan harga atau bonus terbatas, tampilkan jelas di landing page kamu. Lebih bagus lagi kalau ada batas waktunya, biar calon pembeli merasa, “Wah, harus cepet nih sebelum kehabisan!”
Kamu juga bisa kasih garansi, misalnya “30 hari uang kembali tanpa ribet.” Kalau kamu percaya produkmu oke, garansi justru bikin calon pelanggan makin percaya dan ngerasa aman buat ambil keputusan.
Intinya, kasih mereka alasan kuat buat nggak nunda-nunda beli dari kamu.
9. Call to Action
Udah sampai di bagian ini, jangan lupa kasih “pancingan” alias call to action (CTA) yang jelas, ya!
Kamu harus arahkan pengunjung buat ngelakuin sesuatu—bisa beli produk, konsultasi, atau apa pun yang kamu mau mereka lakukan.
Nah, tombol CTA nggak cuma boleh ada di akhir aja. Minimal taruh di tiga tempat: bawah headline, tengah, dan akhir halaman. Jadi, kapan pun mereka merasa “oke, aku mau!”, tombolnya gampang ditemukan tanpa harus scroll sana-sini.
Kalau cuma satu tombol di awal atau akhir, bisa-bisa pengunjung bingung cari-cari dulu, ujung-ujungnya malah kabur. Jadi, siapin tombol CTA yang gampang di klik kapan aja!
Penutup
Nah, itu dia struktur landing page yang wajib kamu tahu. Sekarang kamu udah bisa susun sendiri landing page menarik buat promosi produk atau jasa kamu.
Urutannya nggak harus kaku banget kayak contoh tadi. Kamu bebas ubah, hapus, atau tambah elemen sesuai kebutuhan sampai nemu formula yang pas buat bisnismu.
Tapi, kalau kamu lagi sibuk atau nggak punya waktu buat utak-atik sendiri, santai aja! Kita siap bantu kamu bikin landing page yang gak cuma cakep tapi juga efektif.
Tim kita bakal bikin desain profesional plus copywriting yang nendang, biar promosi kamu makin gampang dan cuan makin deras!
Tinggalkan komentar