Redesign Website

Desain yang sudah kuno, navigasi buruk akan mempengaruhi pengalaman pengguna. Hal ini akan berdampak negatif bagi situs kamu, dan solusinya adalah dengan redesign website.

Website sangat mirip dengan rumah – kita menginvestasikan waktu dan uang di dalamnya untuk membuatnya unik, sesuai dengan selera kita, hingga nyaman untuk ditinggali.

Rumah selalu berubah mengikuti pertumbuhan keluarga, juga perlu perawatan dan perbaikan. Namun semua itu terbayar karena kita akan memiliki tempat yang nyaman dan menyenangkan.

Website juga seperti itu – memerlukan perawatan rutin dan desain ulang sesekali agar tetap segar dan relevan. Hal ini sangat penting untuk menjaga website tetap bagus dan menarik bagi pengunjung.

Tanpa perawatan rutin, website akan menjadi usang dan tidak menarik bagi pengunjung. Ini akan menghancurkan reputasi brand kamu, konversi yang jelek, dan tidak produktif.

Pertanyaannya, kapan kita perlu melakukan re-design website?

15 alasan website perlu re-design

Website re-design dapat menjadi cara yang bagus untuk meningkatkan online-presence dan kepercayaan calon pelanggan. Dengan meningkatkan tampilan dan fungsi web, kita dapat membuat perbedaan besar dalam bisnis.

Tidak yakin apakah situs website kamu perlu desain ulang? Berikut 15 tanda bahwa sudah waktunya untuk perubahan:

1. Website terlihat kuno

Dengan tren desain yang berubah begitu cepat, mudah bagi situs web untuk terlihat kuno. Lihat saja tren desain dari tahun ke tahun, tidak ada tren yang bertahan terlalu lama.

Masalah ini bisa menjadi lebih buruk ketika tidak ada yang memantau web kita – apakah itu karena kurangnya pengetahuan, tidak cukup waktu, atau hanya lupa.

Perhatikan tandanya:

  • Homepage bounce-rate lebih dari 95%, bahkan dengan traffic yang kecil.
  • Desain lebih dari dua tahun dan belum di update sedikitpun sejak saat itu.

Tips untuk memperbaikinya:

Anda harus melakukan analisis untuk mengetahui seberapa tertinggal situs tersebut sebenarnya.

Bisa jadi hanya masalah visual (seperti tidak mobile responsive, atau masih memiliki tren desain lama). Atau lebih sistematik (seperti peru memperbarui isi tulisan, user-journey, dan fitur-fitur nya).

2. Pengunjung kesulitan dalam menggunakan website

Sebuah website yang terlihat terlalu menarik akan sangat sulit untuk digunakan.

Ada banyak hal yang membuat pengunjung mengalami kesulitan saat menggunakan website: misalnya navigasi yang kurang terlihat dan membingungkan, banyak tombol CTA, format paragraf terlalu panjang.

Perhatikan tandanya:

  • Rata-rata time-on-page sangat singkat (dibawah 10 detik), atau terlalu lama dengan bounce-rate yang tinggi.
  • Meski traffic tinggi, tapi tidak ada lead ataupun konversi yang dihasilkan.
  • Google Analytics’s User Flow and Behavior Flow tools menunjukkan kebanyakkan pengunjung tidak memalui user journey yang sudah dibuat.
BACA JUGA:  Visual Balance: Simetri dan Asimetri Dalam Desain

Tips memperbaikinya

Gunakan heatmaps dan session recording untuk melihat aktivitas dalam website.

Setelah memiliki hipotesa terkait masalah usability, ada baiknya untuk mengambil langkah mundur dan fokus pada mendesain ulang dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip desain web.

Hal ini akan membantu membuat antarmuka yang lebih ramah pengguna. UI akan lebih mudah dipahami jika menggunakan komposisi, keseimbangan, dan komponen yang baik.

3. Desain tidak mempertimbagkan pengguna

Terkadang perusahaan tidak yakin dengan apa yang akan ditawarkannya pada saat memulai. Atau mungkin akan mencari dulu produk terbaiknya dan memutuskan untuk fokus pada produk tersebut.

Web design questionnaire, industry research, dan user persona development dapat membantu mencegah masalah ini terjadi.

Namun, tidak setiap web desainer memasukkan hal-hal ini dalam prosesnya, yang dapat menyebabkan masalah. Untuk itu perlu melakukan desain ulang.

Perhatikan tandanya:

Add your first comment to this post

Pin It on Pinterest

Share This